Majas Alegori

Posted on

Majas Alegori – Nah apakah kalian pernah menggunakan majas alegori dalam tulisan atau percakapan sehari-hari? Mungkin sebagian besar tidak menyadarinya, tapi sebenarnya gaya bahasa yang satu ini cukup sering digunakan dalam berbagai jenis karya sastra maupun percakapan sehari-hari.

Lalu apa itu alegori dan seperti apa contoh majas alegori dalam suatu karya tulis atau percakapan sehari-hari? Nah artikel kali ini akan membahasnya secara ringkas dan jelas, simak pemaparan selengkapnya dibawah ini.

Pengertian Majas Alegori

Alegori merupakan majas yang menggunakan sesuatu untuk mewakili suatu hal yang lain (simbolik) secara keseluruhan dalam suatu cerita atau teks umum. Mudahnya, jika metafora atau simile ialah majas yang digunakan dalam suatu kalimat, alegori menggunakan satu paragraf bahkan seluruh teks untuk mengumpamakan sesuatu.

Contohnya ialah bagaimana fabel yakni kisah-kisah binatang sebenarnya menceritakan watak manusia melalui perumpamaan binatang yang dapat bicara dan memiliki akal. Keseluruhan teks fabel ialah symbol, keseluruhan teks fabel ialah perumpamaan, keseluruhan fabel ialah majas alegori.

Pengertian Alegori Menurut Para Ahli

Menurut Nurgiantoro (2017, hlm. 239) mengungkapkan bahwa alegori adalah sebuah cerita kiasan yang maknanya tersembunyi pada makna literal. Sehingga terkandung dua makna sekaligus dalam sebuah teks alegori. Yakni makna literal (bukan sebenarnya) dan makna sebenarnya yang tersembunyi dan harus ditafsirkan.

Penggunaannya dapat dilakukan dengan cara melakukan personifikasi (memanusiakan) sesuatu yang bukan manusia; fabel. Selain itu, alegori juga dapat diterapkan dengan cara membuat cerita pembanding terhadap cerita yang sedang dibawakan, sehingga terbentuk alegori metafora.

Sementara itu, menurut Keraf (2010, hlm. 140) alegori adalah cerita singkat yang mengandung kiasan. Makna kiasan ini harus ditarik (ditafsirkan) dari bawah permukaan ceritanya. Dalam alegori, nama-nama pelakunya adalah sifat-sifat yang abstrak (hewan yang dapat berbicara) untuk mewakili pelaku sebenarnya yang konkret (manusia).

Kemudian, Tarigan (2013, hlm. 24) menyatakan bahwa alegori adalah cerita yang dikisahkan melalu lambang-lambang yang merupakan majas yang diperluas secara berkesinambungan sebagai tempat atau wadah objek-objek atau gagasan yang diperlambangkan.

Intinya, alegori adalah majas dalam bentuk wadah, bukan sekedar kalimat seperti majas lainnya. Melanjutkan penjelasannya, Tarigan (2013) mengatakan biasanya alegori merupakan cerita-cerita panjang yang rumit dengan maksud dan tujuan terselubung, namun jika pembacanya jeli, justru maksud tersebut akan sangat jelas (konkret) dan nyata.

Ciri Ciri Gaya Bahasa Alegori

Gaya bahasa alegori memiliki karakteristik dan ciri-ciri yang unik sehingga dapat dengan mudah dibedakan dengan jenis gaya bahasa lainnya. Adapun ciri-ciri majas alegori ialah sebagai berikut:

  • Suatu kalimat yang mengandung gaya bahasa alegori biasanya merujuk pada penggunaan retorika dalam menyampaikan suatu maksud.
  • Secara umum, gaya bahasa alegori menggunakan kiasan atau penggambaran dalam menjelaskan suatu hal.
  • Majas alegori yang terdapat pada sebuah cerita atau uraian tertentu akan membuat penjelasannya menjadi lebih kompleks.
Baca Juga :  Majas Repetisi : Pengertian, Fungsi, Tujuan, Jenis Dan Contohnya

Contoh Majas Alegori

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, gaya bahasa ini biasanya digunakan pada karya sastra, seperti novel, cerpen, dan puisi. Berikut ini adalah beberapa contoh majas alegori beserta penjelasannya.

Contoh penerapan dalam kalimat :

  • Alur kehidupan ini bagaikan meniti sebuah perjalanan yang selalu berubah-ubah, kadang lurus dan ada banyak kelokan.
  • Anak manusia yang baru saja lahir (bayi) ibarat sebuah kertas putih tanpa noda.
  • Semua kenikmatan yang berada di dunia ini seperti fatamorgana yang semu.

Penjalasan kalimat tersebut :

  • Pada kalimat pertama di atas mengungkapkan permasalahan dan rintangan dalam alur kehidupan manusia yang seperti jalan lurus dan kadang berkelok.
  • Pada kalimat kedua di atas mengungkapkan keadaan seorang anak manusia yang baru saja lahir (bayi) diibaratkan sebuah kertas putih tanpa noda. Maksudnya masih bersih, suci, dan belum ada dosa.
  • Pada kalimat ketiga di atas menggungkapkan tentang semua kenikmatan di dunia ini seperti fatamorgana yang semu. Maksudnya kenikmatan di dunia ini merupakan suatu hal yang bersifat khayalan semata serta penuh tipu dan muslihat.

Contoh 1

  • Di zaman sekarang ini, menemukan seseorang yang memiliki kepribadian jujur ibarat mendapatkan jarum dalam tumpukan jerami.
  • Menjalani hubungan di kehidupan berumah tangga seperti menjalani sebuah bahtera di lautan yang sangat luas. Terkadang, kita akan menyaksikan keindahan panorma lautan yang sangat mempesona, tapi tak jarang pula hantaman ombak dan badai menerpa serta membuat guncangan dahsyat ke tubuh kita.
  • Lidah manusia itu bagaikan harimau, yang bisa menerkam manusia, sehingga kita harus bijak dalam menggunakannya.
  • Tadi siang dia memasak sup ayam, rasa kuah sup masakannya seperti air di lautan.
  • Hubungan antara sesama manusia bagaikan rangkaian huruf. Seindah apapun huruf yang terukir, maka tidak akan ada maknanya jika tanpa adanya spasi, tidak dapat dipahami tanpa adanya jeda, kasih sayang tidak akan muncul tanpa adanya jarak.
  • Hidup itu bagaikan baling-baling kincir angin. Titik yang berada di bawah akan merasakan ketinggian, begitu juga sebaliknya. Seberapa besar keinginan berada dalam satu titik, baling-baling harus tetap berputar supaya dapat menghasilkan listrik.
  • Hidup itu seperti naik sepeda. Untuk menjaga keseimbanganmu, kamu harus terus mengayuh.
  • Hidup di dunia laksana rangkaian keyboard piano. Ada keyboard berwarna putih dan ada yang berwarna hitam. Orang yang tidak berusaha untuk memahaminya, maka hanya akan mengetahui nada dasar. Namun, jika dimainkan oleh orang yang mengetahuinya, maka akan menghasilkan alunan melodi yang merdu.
  • Ibadah itu ibarat berdagang. Ada tempat untuk berjualan, kepercayaan dan iman menjadi modalnya, kemudian pahala dan balasan di akhirat adalah keuntungannya.
  • Sholat bagaikan sungai bersih yang mengalir di depan rumah kita. Orang yang mandi di dalam sungai itu akan bersih dari kotoran yang menempel di tubuhnya.
Baca Juga :  Ciri Ciri Cerita Fiksi Adalah

Contoh 2

  • Dunia ini ibarat tumbuhan hijau yang mampu memanipulasi mata setiap manusia yang memandangnya. Begitu menakjubkan dan sangat indah. Namun, lambat laun ia tetap akan menguning, kering, dan pada akhirnya akan musnah.
  • Kekayaan laksana air laut. Jika dibendung di satu tempat, maka semakin lama akan tumpah. Jika diminum, maka semakin membuat haus. Namun, jika letakkan dalam kotak-kotak dan dijemur, maka akan menghasilkan garam.
  • Kebohongan ibarat memakan anggur merah. Tidak akan cukup jika hanya satu buah, pasti akan diikuti oleh, maka akan diikuti oleh kebohongan-kebohong yang lainnya.
  • Kemarahan bagaikan api. Semakin disulut, maka akan semakin besar. Oleh sebab itu, jangan di siram dengan minyak mendidih tetapi siramlah dengan air yang menyejukkan.
  • Ilmu adalah sebuah cahaya. Menerangi kegelapan dan juga membantu manusia dalam melakukan kewajibannya. Dengan cahaya, manusia dapat mengetahui dan melihat indahnya dunia. Tanpa cahaya, manusia bisa tersandung dan terjatuh ke dalam jurang yang curam.
  • Tubuh manusia ibarat sebuah mesin. Bekerja di siang dan malam hari, terkadang dipaksa hingga melampaui batas kemampuan kerjanya. Apabila tidak diberi waktu istirahat, maka mesin tersebut akan cepat rusak. Oleh sebab itu, kita harus membiasakan istirahat secara teratur. Sehingga biaya dan waktu untuk memperbaiki mesin sudah tidak diperlukan lagi.
  • Alur kehidupan manusia bagaikan kompilasi genre film. Terkadang ada drama romantis, terkadang ada komedi, beberapa memiliki kisah thriller dan horor. Terkadang banyak mengundang tawa yang membuat bahagia dan duka yang membuat kita meneteskan air mata. Hingga pada akhirnya akan mencapai ending filmnya.
  • Waktu ibarat pedang yang tajam. Apabila seseorang menggunakannya dengan benar dan teliti, maka ia akan sangat berguna. Namun, jika digunakan oleh seseorang yang ceroboh, ia akan menyebabkan bencana.
  • Orang yang beriman akan hidup bagaikan lebah. Dia hanya makan, makanan yang baik dan minum, minuman yang baik. Pergi ke tempat-tempat yang baik dan akan menghasilkan sesuatu yang baik (madu).
  • Al-Qur’an adalah rambu yang dapat memandu dan mengarahkan kita ke hadirat Ilhai Rabbi. Selama kita patuh terhadap semua rambu tersebut, maka kita akan tetap selamat hingga tujuan akhir.
Baca Juga :  Kata Seru (Interjeksi) : Pengertian, Jenis Dan Contohnya

Contoh Soal Majas Alegori

Sekarang kita akan mencoba beberapa contoh soal majas alegori, pastikan jika kamu sudah membaca dan memahami mengenai penjelasan di atas supaya bisa lebih mudah saat menjawabnya.

Contoh Soal 1

Pada kalimat di bawah ini, manakah yang menggunakan gaya bahasa alegori?

  1. Hidup itu seperti roda naik sepeda. Untuk menjaga keseimbanganmu, kamu harus terus mengayuh.
  2. Orang yang melanggar peraturan akan dihukum karena tidak mematuhi peraturan.
  3. Ilmu itu penting, jadi kita harus tetap terus belajar dan mencari ilmu.
  4. Waktu terus berjalan dan tidak dapat diulang kembali, jadi kita harus memanfaatkan waktu sebaik mungkin.

Jawaban : A. Hidup itu seperti naik sepeda. Untuk menjaga keseimbanganmu, kamu harus terus mengayuh.

Kalimat di atas termasuk dalam gaya bahasa alegori karena menggunakan kiasan “Hidup itu seperti naik sepeda. Untuk menjaga keseimbanganmu, kamu harus terus mengayuh.”

Maksud dari kalimat tersebut adalah kita harus terus bergerak atau bekerja untuk tetap menjaga keseimbangan.

Contoh Soal 2

Pilihlah kalimat di bawah ini yang menggunakan gaya bahasa alegori!

  1. Kesombongan adalah hal yang tidak baik, jadi kita tidak boleh merasa sombong dan tetap rendah hati.
  2. Kemarahan bagaikan api. Semakin disulut, maka akan semakin besar. Oleh sebab itu, jangan di siram dengan minyak mendidih tetapi siramlah dengan air yang menyejukkan.
  3. Jika kita mempunyai tujuan atau cita-cita, maka kita harus selalu berdoa dan berjuang untuk mencapainya.
  4. Jangan sampai kita memiliki sifat hidup boros karena keinginan semata, kita harus membeli sesuatu berdasarkan keperluan saja.

Jawaban : B. Kemarahan bagaikan api. Semakin disulut, maka akan semakin besar. Oleh sebab itu, jangan di siram dengan minyak mendidih tetapi siramlah dengan air yang menyejukkan.

Kalimat di atas termasuk dalam gaya bahasa alegori karena menggunakan kata “api” yang menggambarkan kemarahan.

Maksud kalimat tersebut adalah kita jangan memicu hal-hal yang membuat seseorang marah atau menambah kemarahannya, kita harus berusaha untuk menenangkan orang yang sedang marah.

Kesimpulan

Majas atau gaya bahasa merupakan penggunaan berbagai ragam bahasa untuk memperoleh efek-efek tertentu yang membuat sebuah karya sastra menjadi semakin hidup.

Contohnya seperti majas alegori, majas litotes, dan majas yang lainnya.

Majas alegori adalah majas yang menyatakan maksud sesuatu pada kalimat secara tidak harfiah, melalui kiasan atau penggambaran.

Gaya bahasa ini termasuk dalam kategori jenis majas perbandingan.

Ciri-cirinya adalah menggunakan kiasan atau penggambaran untuk menjelaskan sesuatu di dalam kalimatnya.

Demikianlah pembahasan mengenai Majas Alegori semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan kalian semua,, terima kasih banyak atas kunjungannya.