Herman William Daendles ( 1762 – 1818 )

Posted on
Herman William Daendles ( 1762 – 1818 ) – Herman W. Daendles memulai karir di kota kelahirannya Hattern sebagai pengacara. Pada tahun 1794 ia bergabung dengan tentara Perancis yang masuk ke Belanda sebagai brigadir.

Herman William Daendles ( 1762 – 1818 )

Ketika sebagai Letnan Jenderal ia beralih ke Bataafsc Republik dan ikut dalam perebutan kekuasaan pada tanggal 22 Januari 1798. Ia ditugaskan oleh Louis Napoleon ke Nusantara sebagai Gubernur Jenderal yang mempunyai tugas utama mempertahankan pulau Jawa dari ancaman Inggris. Dalam masa pemerintahannya sebagai Gubernur Jenderal ( 1808 – 1811 ), ia membuat suatu kebijakan yang controversial yaitu pembuatan jalan sepanjang pulau jawa yaitu dari Anyer hingga ke Panarukan.

Kebijakan Pemerintahan Herman W. Daendels

Sebagai seorang revolusioner Daendels sangat mendukung perubahan liberal. Ia juga bercita untuk memperbaiki nasib rakyat dengan memajukan pertanian dan perdagangan, akan tetapi dalam melakukan kebijakannya ia selalu bersikap dictator sehingga dalam masa pemerintahannya yang singkat, yang diingat oleh rakyat hanyalah kekajamannya. Pembaruan-pembaruan yang telah dilakukan oleh Daendels dalam kurun waktu 3 tahun masa jabatannya di Indonesia ialah sebagai berikut.

Bidang Biro Pemerintahan

  • Dewan Hindia Belanda sebagai dewan legislatif pendamping gubernur jenderal dibubarkan dan diganti dengan Dewan penasihat. Salah seorang penasihatnya yang cakap ialah Mr. Muntinghe.
  • Pulau Jawa dibagi menjadi 9 prefektur dan 31 kabupaten. Setiap prefektur dikepalai oleh seorang residen ( prefek ) yang langsung dibawah pemerintahan Wali Negara. Setiap residen membawahi beberapa bupati.
  • Para bupati dijadikan pegawai pemerintahan Belanda dan diberi pangkat sesuai dengan ketentuan kepegawaian pemerintah Belanda. Mereka mendapat penghasilan dari tanah dan tenaga sesuai dengan hukum adat.
Baca Juga :  Cristopher Columbus – Biografi Sang Penemu Benua Amerika

Bidang Hukum dan Peradilan

  • Dalam bidang hukum Daendels membentuk 3 jenis pengadilan
  1. Pengadilan untuk orang Eropa
  2. Pengadilan untuk orang pribumi
  3. Pengadilan untuk orang Timur Asing

Pengadilan untuk pribumi ada di setiap prefektuur dengan prefek sebagai ketua dan para bupati sebagai anggota. Hukum ini diterapkan diwilayah kabupaten sedangkan di wilayah prefektuur Batavi, Semarang dan Surabaya diberlakukan hukum Eropa.

  • Pemberantasan korupsi tanpa pandang bulu termasuk terhadap bangsa Eropa akan tetapi Daendels sendiri malah melakukan korupsi besar-besaran dalam penjualan tanah kepada pihak swasta.

Bidang Militer dan Pertahanan

Dalam melaksanakan tugas utamanya untuk mempertahankan pulau jawa dari serangan Inggris, Daendels mengambil langkah-langkah berikut ini.

  • Membangun jalan antara Anyer-Panarukan baik sebagai lalu lintas pertahanan maupun perekonomian
  • Menambah jumlah angkatan perang dari 3.000 orang menjadi 20.000 orang.
  • Membangun pabrik senjata di Gresik dan Semarang hal itu dilakukan karena ia tidak dapat mengharapkan lagi bantuan dari Eropa akibat blockade Inggris di lautan.
  • Membangun pangkalan angkatan laut di ujung kulon dan Surabaya

Bidang Ekonomi dan Keuangan

  • Membentuk Dewan Pengawas Keuangan Negara ( Algemene Rekenkaer ) dan dilakukan pemberantasan korupsi dengan keras.
  • Mengeluarkan uang kertas
  • Memperbaiki gaji pegawai
  • Pajak in natura ( contingenten ) dan sistem penyerahan wajib ( verplichte leverantie ) yang diterapkan pada zaman VOC tetap dilanjutkan bahkan ditingkatkan.
  • Mengadakan monopoli perdagangan beras
  • Mengadakan preanger stelsel yaitu kewajiban bagi rakyat priangan dan sekitarnya untuk menanam tanaman ekspor ( kopi )

Bidang Sosial

  • Rakyat dipaksa melakukan kerja rodi untuk membangun jalan Anyer-Panarukan
  • Perbudakan dibiarkan berkembang
  • Mengahapus upacara penghormatan kepada residen, sunan, atau sultan
  • Membuat jaringan pos distrik dengan menggunakan kuda pos.

Akhir Kekuasaan Herman Willem Daendels

Kejatuhan Daendels antara lain disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut.

  1. Kekejaman dan kesewenangan-wenangan Daendels menimbulkan kebencian di kalangan rakyat pribumi maupun orang-orang Eropa
  2. Sikapnya yang otoriter terhadap raja-raja Banten, Yogyakarta dan Cirebon menimbulkan pertentangan dan perlawanan
  3. Penyelewengan dalam penjualan tanah kepada pihak swasta dan manipulasi penjualan Istana Bogor
  4. Keburukan dalam sistem administrasi pemerintahan
Baca Juga :  [ Profil ] Dr. Sumitro Djojohadikusumo

Lois Napoleon sebagai Raja Belanda akhirnya menarik kembali Daendels dengan pertimbangan Daendels sudah berbuat optimal di Indonesia. Penarikan Daendels ke Belanda disertai dengan pengangkatannya sebagai seorang panglima perang yang kemudian dikirim ke medan perang di Rusia.

Demikianlah kisah singkat dari Herman William Daendles semoga bisa menambah wawasan anda, terima kasih.