Resesi – Resesi. Kata yang saat ini paling dicemaskan di seluruh dunia. Pemerintah di seluruh bagian dunia pun mati-matian berjuang agar negaranya tidak jatuh ke jurang resesi.
Namun apa daya, pandemi covid-19 yang muncul secara tiba-tiba meluluhlantakkan perekonomian di seluruh dunia. Lalu, apa itu definisi resesi?
Mengutip dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), resesi memiliki arti harfiah kelesuan dalam kegiatan dagang, industri, dan sebagainya (seolah-olah terhenti). Atau menurunnya (mundurnya, berkurangnya) kegiatan dagang (industri). Dalam artian, resesi terjadi karena adanya kelesuan ekonomi.
Pada kesempatan kali ini kita akan membahas mengenai Resesi yang akan meliputi pengertian resesi, akibat , penyebab , dampak serta cara mengatasinya. Berikut ini adalah penjelasan selengkapnya.
Pengertian Resesi
Dalam ilmu ekonomi Makro, Resesi atau yang disebut dengan kemerosotan yaitu suatu keadaan dimana produk domestik bruto ( GDP ) menurun atau ketika pertumbuhan ekonomi ini bernilai negatif selama dua kuartal atau lebih dalam satu tahun.
Resesi bisa menyebabkan menurunnya secara simultan di semua kegiatan ekonomi misalnya lapangan kerja, investasi, dan juga keuntungan perusahaan. Resesi biasanya di asosiasikan dengan turunnya harga ( deflas i), ataupun kebalikannya, meningkatnya harga secara drastis ( inflasi ) dalam proses yang disebut sebagai stagflasi.
Resesi ekonomi yang berjalan dalam waktu lama dinamakan dengan depresi ekonomi. Penurunan drastis tingkat ekonomi ( seringkali karena sebab depresi parah, atau hiperinflasi ) yang dinamakan dengan kebangkrutan ( economy collapse ).
Akibat Resesi
Gejala kongjuntur utamanya dirasakan pada suatu negara industri yang sistem ekonominya secara bebas atau mixed. Hal ini dikarenakan adanya reaksi dunia bisnis lebih cepat dan juga sensitif, sedangkan permintaan masyarakat lebih elastis.
Akan Tetapi Indonesia juga merasakan akibatnya, jika di luar negeri terjadi resesi. Seperti contohnya pada tahun 1979 – 1980 perekonomian dunia mengalami resesi melalui aktivitas atau kegiatan impor ekspor, tentu saja hal ini berpengaruh terhadap kondisi ekonomi dalam negeri.
Dibawah ini adalah beberapa akibat resesi internasional pada perekonomian Indonesia, antara lain sebagai berikut :
- Harga minyak bumi tidak dapat naik justru semakin menurun
- Banyak komiditi ekspor yang mulai mengalami harga turun serta jumlah eksport terkena dan juga komoditi yang lainnya seperti lada, kopi, tapioka, rotan, bijih nikel, bauksit, dan yang lain sebagainya terlihat menurun dari segi harganya.
- Nilai hasil ekspor nonmigas dalam ukuran nyata dapat di sebut akan menurun sedikit dan mempunyai kecenderungan akan berjalan terus.
- Hasil ekspor barang industri seperti tekstil juga mengalami kendala karena proteksionisme di luar negeri.
- Resesi duna masih berlanjut, baik di negara Amerika ataupun Eropa dan Jepang. Akibat dari permintaan terhadap barang ekspor Indonesia tidak meningkat, bahakn menurun.
- Tingkat bunga di Amerika tinggi. Hal ini dapat mengakibatkan dolar kembali ke Amerika, kedudukan $ yang tinggi daripada rupiah, ekspor Indonesia menjadi lebih berat untuk bersaing di pasar luar negeri.
- Menurunnya harga minyak merupakan suatu pukulan yang berat untuk perekonomian Indonesia, dana untuk pembangunan, yang dulu diambil dari penerimaan migas, sangat menurun.
- Ekspor non migas juga terkena imbasnya, tidak meningkat seperti apa yang diharapkan belum dapat untuk mengimbangi kerugian karena menurunnya harga minyak
- Cabang industri dalam negeri yang menurun antara lain pada industri tekstil, otomotif, elektronika, bangunan ataupun
Penyebab Resesi Ekonomi Indonesia
Indonesia pada dasarnya merupakan korban dari resesi yang mengguncang Amerika sebagai raksasa dunia. Pengaruh dari resesi Amerika masuk ke Indonesia dengan melalui bursa efek dan sektor riil. Lewat jalan sektor riil, Amerika merupakan negara yang menyerap hingga 10% Indonesia atau terbesar nomor dua setelah Jepang.
Hal ini tentunya akan mengganggu jumlah ekspor Indonesia dan juga meruntuhkan perusahaan di Indonesia yang menggantungkan terhadap sektor Ekspor ke Amerika. Lemahnya ekspor akan menekan produksi di sektor riil, yang selanjutnya bisa menekan sektor keuangan.
Dampak Resesi Ekonomi untuk Indonesia
Pada umumnya, terdapat tiga dampak atau pengaruh krisis keuangan global terhadap Indonesia, antara lain sebagai berikut :
- Tidak stabilnya kurs dollar akan langsung memukul menjadikan kurs dolar akan menyebabkan rupiah menjadi melemah dan juga akan memukul pada sektor ekspor impor Indonesia.
- Dari sisi tingkat suku bunga, dengan ketidakstablan dolar ini, suku bunga juga akan meningkat karena Bank Indonesia akan menarik rupiah ke dalam. Dampaknya maka akan terjadi inflasi akan tinggi. Dampak kepada bank syariah yaitu menjadi kurang kompetitif.
- Gabungan kurs dolar tinggi serta suku bunga baik berdampak dua hal. Investai pada sektor ini dalam akan ada yang batal. Akibat yang lainnya adalah investasi pada saham. Banyak orang yang keluar dari bisnis saham pasar modal.
Diawal krisis yang berimbas yaitu bursa efek Indonesia yang runtuh. Pada saat bursa di Amerika dan Eropa turun hingga 4%, Indonesia terpangkas dua kali lipatnya bahkan hingga 10%. Transmisi dampaknya ke sektor riil mungkin akan lebih parah pada saat rupiah melemah terhadap dolar As.
Kalangan pengusaha akan kesulitan likuiditas. Akibat yang mungkin terjadi juga Indonesia akan di jadikan sasaran dumping barang ekspor dari negara lain. Jika barang yang semula akan di ekspor ke AS lalu, batal karena terjadi resesi, maka yang harus di khawatirkan yaitu apabila masuknya barang tersebut ke Indonesia yang dilakukan secara ilegal.
Cara Mengatasi Resesi Ekonomi
Dampak dari resesi ekonomi akan berimbas terhadap neraca pembayaran dari sisi ekspor maupun impor, serta pengaruh pada pasar saham serta pasar uang. Akan tetapi , dari beberapa dampak yang dapat di indentifikasi, pemerintah sudah melakukan berbagai kebijakan fiskal. Kebijakan tersebut antara lain adalah penurunan bea masuk, pemberian subsidi serta menciptakan insentif agar perusahaan atau sektor usahanya tidak terbebani terlalu besar.
Sedangkan di bidang moneter keputusan yang diambil oleh Bank Indonesia ( BI ), yaitu mempertahankan suku bunga acuan BI rate pada level 9,5. Hal ini dilakukan BI agar dapat meraih keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dengan usaha menjaga stabilitas moneter.
Di Indonesia, tekanan inflasi mulai mereda, walaupun laju inflasi masih cukup tinggi mencapai 11,77 % year on year. BI tidak mengubah BI rate dengan memprioritaskan menahan ekspektasi inflasi serta menjaga kurs rupiah agar tidak melemah makin dalam.
Demikianlah ulasan di atas mengenai Pengertian Resesi Semoga bermanfaat dan menambah wawasan kalian , jangan lupa simak terus artikel kami yang lainnya , sekian dan terimakasih.