Pola Interaksi Sosial – Pada kesenpatan kali ini admin akan memberikan sebuah materi baru yaitu mengenai Pola dari interaksi sosial . Untuk informasi lengkapnya langsung saja kita simak pembahasannya berikut ini secara seksama.
Pengertian Pola Interaksi Sosial
Pola Interaksi sosial adalah suatu bentuk jalinan interaksi yang terjadi di antara individu dan individu, individu dan kelompok, atau kelompok dan kelompok yang bersifat dinamis dan memiliki pola tertentu. Jika interaksi sosial tersebut di ulang menurut pola yang sama serta bertahan untuk jangka waktu yang lama, maka akan terwujud hubungan sosial yang relatif mapan.
Ciri – Ciri Pola Interaksi Sosial
Pola Interaksi Sosial mempunyai cirri – ciri sebagai berikut :
- Berdasarkan kedudukan sosial atau status dan peranannya : Contohnya adalah, seorang guru yang berhubungan dengan murid nya harus mencerminkan perilaku seorang guru. Dan juga sebaliknya, siswa harus menaati gurunya.
- Adalah suatu kegiatan yang terus berlanjut dan berakhir pada suatu titik yang merupakan hasil dari kegiatan tadi : Contohnya, dari adanya interaksi, seseorang melakukan penyesuaian, pembauran, adanya persaingan , muncul suatu pertentangan, terjalin kerja sama dan yang lainnya.
- Mengandung dinamika : Artinya, dalam sebuah proses interaksi sosial terdapat berbagai keadaan nilai sosial yang di proses, baik yang mengarah pada kesempurnaanataupun Contohnya, pada penerapan nilai – nilai agama dalam kehidupan masyarakat mampu menciptakan keteraturan sosial.
- Tidak mengenal waktu, tempat, serta keadaan tertentu : Berarti interaksi sosial yang dapat terjadi kapan dan juga di manapun, serta bisa berakibat positif ataupun negatif terhadap kehidupan masyarakat. Contohnya, yaitu sebuah sekolah yang terkenal mempunyai disiplin serta tata tertib yang ketat dan memperoleh kepercayaan dari masyarakat, pada suatu saat menjadi tercemar karena terdapat siswa nya yang melakukan tindakan amoral.
Klasifikasi Interaksi Sosial
Berdasarkan bentuknya, interaksi sosial bisa di klasifikasikan menjadi tiga pola, yaitu sebagai berikut :
Pola Interaksi Individu dengan Individu
Dalam mekanismenya, interaksi ini d ipengaruhi oleh adanya pikiran serta perasaan yang mengakibatkan munculnya beberapa fenomena, seperti jarak sosial, perasaan simpati dan juga antipati, intensitas, serta frekuensi interaksi. Jarak sosial sangat di pengaruhi oleh status dan juga peranan sosial. Artinya, semakin besar perbedaan dari suatu status sosial, maka semakin besar pula jarak sosialnya, dan sebaliknya
Simpati seseorang di dasari oleh adanya rasa kesamaan perasaan dalam berbagai aspek kehidupan. Sikap tersebut bisa diartikan sebagai perasaan kagum atau senang terhadap orang lain , pada saat salah satu pihak melakukan sebuah tindakan maupun terjadi interaksi di antara keduanya.
Adapun antipati muncul karena adanya sebuah perbedaan penafsiran terhadap sesuatu sehingga menimbulkan perasaan yang berbeda dengan pihak lain. Dua orang saudara bisa saja tidak saling mengenal akibat intensitas dan juga frekuensi interaksi di antara keduanya tidak ada ataupun jarang sekali terjadi.
Namun , dua orang yang baru berkenalan bisa saja menjadi sahabat bahkan saudara karena intensitas serta frekuensi interaksinya yang sering. Pola interaksi yang terjadi antara individu dengan individu di tekankan pada aspek – aspek individual, yang setiap perilaku di dasarkan pada sebuah keinginan dan tujuan pribadi, yang di pengaruhi oleh sosio – psikis pribadi, serta akibat dari hubungan menjadi tanggung jawabnya.
Dari sosiometri tersebut dapat di ketahui beberapa hal berikut :
- Semakin sering seseorang bergaul dengan orang lain, maka hubungannya akan semakin baik. Sebaliknya, makin sedikit atau jarang bergaul maka ia akan terasing atau terisolasi.
- Keintiman seseorang sangat tergantung pada frekuensi serta intensitas nya dalam melakukan pergaulan.
- Dalam pergaulan, seseorang akan memilih atau menolak siapa saja yang akan di jadikan sebagai
Pola Interaksi Individu dengan Kelompok
Pola tersebut adalah bentuk hubungan antara individu dan individu sebagai anggota dari suatu kelompok yang menggambarkan tentang mekanisme kegiatan kelompoknya. Dalam hal ini, setiap perilaku di dasari oleh kepentingan kelompok, di atur dengan tata cara yang di tentukan oleh kelompoknya, serta segala akibat dari hubungan yang merupakan tanggung jawab bersama.
Contohnya, seperti hubungan antara ketua dengan anggotanya pada karang taruna tidak dapat dikatakan sebagai hubungan antar individu, melainkan hubungan antar individu dengan kelompok karena menggambarkan mekanisme kelompoknya.
Pola interaksi individu dengan kelompok mempunyai beberapa bentuk yang ideal yang merupakan suatu deskripsi atau gambaran dari pola interaksi yang ada di masyarakat. Harold Leavitt, menggambarkan terdapat empat pola interaksi yang ideal, yaitu pola lingkaran, pola huruf X, pola huruf Y, serta pola garis lurus.
Pola lingkaran adalah pola interaksi yang menunjukkan bahwa adanya kebebasan dari setiap anggota untuk berhubungan dengan pihak manapun dalam kelompoknya atau bersifat demokratis, baik secara vertikal ataupun horizontal. Namun , pola ini terbilang sulit dalam menentukan keputusan karena harus di tetapkan secara bersama.
Pola huruf X dan Y ditandai dengan terbatasnya hubungan yang ada antar anggota kelompok karena hubungan harus di lakukan secara birokrasi yang kaku, akan tetapi mekanisme kelompok mudah terkendali karena adanya pemimpin yang mampu menguasai dan juga mengatur anggotanya meskipun dipaksakan.
Pola garis lurus hampir sama dengan pola huruf X dan Y, yang di dalamnya terdapat hubungan antar anggota yang tidak dilakukan secara langsung atau melalui titik sentral. Namun , pihak yang akan menjadi mediator dalam hubungan tersebut, bergantung pada individu – individu yang akan berhubungan seperti yang ada pada pola lingkaran.
Terbatasnya hubungan antar anggota pada pola tersebut bukan karena adanya otoritas pemimpin, melainkan karena keterbatasan wawasan setiap anggota dalam berhubungan karena adat istiadat dalam masyarakat. Oleh sebab itu, pola garis lurus biasanya menyangkut pada aspek – aspek kehidupan yang khusus.
Pola Interaksi Kelompok Dengan Kelompok
Hubungan ini memiliki cirri – ciri yang khusus dan berdasarkan pola yang tampak. Pola interaksi antar kelompok bisa terjadi karena aspek etnis, ras, dan juga agama, termasuk juga di dalamnya perbedaan jenis kelamin dan usia, institusi, organisasi, partai, dan lainnya.
Seperti , kehidupan dalam masyarakat yang saling berbaur meskipun mereka berbeda agama, ras atau etnis, lalu rapat antar fraksi di DPR yang membahas mengenai RUU. Di antara berbagai pendekatan yang dipakai untuk mempelajari interaksi sosial, ditemui suatu pendekatan yang dikenal dengan nama interaksionisme simbolik. Pendekatan ini bersumber dari pemikiran George Herbert Mead.
Demikianlah pembahasan yang sudah dijelaskan di atas mengenai Pola Interaksi Sosial semoga bermanfaat dan juga dapat berguana dalam menambah pengetahuan untuk kalian semua, terimakasih.