Penyebab Dan Pencegahan Eutrofikasi Di Lingkungan Air

Posted on

Penyebab Eutrofikasi – Nah apakah kalian pernah mendengar atau mengenal apa yang dimaksud dengan Proses Eutrofikasi? Lantas apa penyebab dan dampak yang ditimbulkan dari eutrofikasi? Dan bagaimana cara megendalikannya?

Yuk simak ulasan mengenai definisi, penyebab dan bagaimana cara mengatasi proses eutrofikasi secara lengkap.

Penyebab Eutrofikasi

Eutrofikasi terjadi karena berbagai aktivitas manusia yang menghasilkan limbah yang mencemari perairan. Dan beberapa penyebab utama eutrofikasi diantaranya yaitu:

  • Limbah dari pabrik dan industri sering kali mengandung senyawa kimia dan nutrisi yang dapat menyebabkan eutrofikasi jika dibuang ke perairan tanpa pengolahan yang memadai.
  • Limbah dari peternakan seperti kotoran hewan dan sisa pakan dapat mencemari air melalui aliran air.
  • Limbah domestik dan komunal dari permukiman manusia juga dapat mencemari perairan, terutama jika tidak diolah dengan baik.
  • Beberapa detergen mengandung fosfat yang jika masuk ke perairan dapat menyebabkan peningkatan nutrisi dan eutrofikasi.
  • Penggunaan pupuk dan pestisida dalam pertanian menyebabkan leaching (ekstraksi padat cair) nutrisi ke dalam tanah yang akhirnya mencemari perairan melalui aliran air dan sungai.
  • Erosi tanah dari lahan pertanian dan konstruksi dapat menyebabkan masuknya nutrisi ke dalam sungai dan danau.
  • Aktivitas wisata seperti penggunaan kapal dan pemakaian pupuk di area pertamanan atau golf juga dapat menyumbang nutrisi yang berlebihan ke perairan.

Proses Eutrofikasi

Eutrofikasi ialah fenomena alami maupun antropogenik (berkaitan dengan aktivitas manusia), yang mengakibatkan peningkatan nutrisi di perairan, seperti sungai, danau dan laut.

Nutrisi ini biasanya berasal dari sumber-sumber seperti limbah industri, pertanian, peternakan dan permukiman manusia.

Baca Juga :  Pengertian Letak Geografis dan Letak Astronomis , Contoh dan Pengaruhnya

Dan ketika nutrisi ini mencapai perairan, fitoplankton akan mengalami perkembangan yang pesat, sehingga menyebabkan alga berbahaya dapat berkembang biak dalam jumlah besar. Pertumbuhan alga yang berlebihan disebut dengan “blooming”.

Fitoplankton memerlukan cahaya matahari dan nutrisi untuk tumbuh. Namun ketika terdapat kelebihan nutrisi mereka berkembang biak dengan cepat dan menghasilkan biomassa yang lebih besar dari biasanya.

Pada saat yang sama, fitoplankton yang mati akan terurai oleh bakteri yang menggunakan oksihen dalam proses dekomposisi.

Hal itulah yang menyebabkan penurunan kadar oksigen di air, sebiah fenomena yang disebut dengan “hipoksia” atau “anoksia” yang membahayakan kehidupan organisme lain di perairan tersebut.

Jenis Eutrofikasi

Para ahli membedakan eutrofikasi menjadi dua jenis yakni kultural dan alamiah diantaranya yaitu:

  • Cultural eutrophication (eutrofikasi kultural) merupakan proses peningkatan unsur hara akibat dari aktivitas manusia di sepanjang aliran sungai kemudian masuk ke badan air. Ulah manusia menyebabkan proses eutrofikasi berlangsung cukup singkat.
  • Natural eutrophication (eutrofikasi alamiah) merupakan proses yang terjadi akibat adanya aliran yang membawa detritus tanaman, garam-garaman, dan tersimpan di badan air dalam waktu yang lama. Proses ini biasanya terjadi selama ratusan hingga ribuan tahun.

Dampak Eutrofikasi

Dampak eutrofikasi terhadap ekosistem perairan sangat beragam dan sering kali merugikan. Beberapa dampaknya antara lain:

  • Penurunan Kualitas Air
    Pertumbuhan alga berlebihan mengakibatkan air menjadi keruh dan berbau tidak sedap, sehingga mengurangi kualitas air yang cocok untuk berbagai keperluan, seperti sumber air minum, pertanian, dan industri.
  • Gangguan Ekosistem Perairan
    Eutrofikasi dapat mengganggu keseimbangan ekosistem perairan karena menyebabkan pergeseran komunitas organisme, termasuk ikan dan makhluk hidup air lainnya.
  • Menurunnya Kadar Oksigen
    Pembusukan alga mati oleh bakteri mengurangi kadar oksigen di air, yang menyebabkan hipoksia dan kematian organisme air yang membutuhkan oksigen.
  • Meningkatnya Toksisitas
    Beberapa jenis alga yang berkembang biak selama eutrofikasi menghasilkan toksin yang dapat membahayakan kesehatan manusia dan hewan yang terpapar.
  • Menurunnya Kehidupan Perikanan
    Peningkatan alga berarti lebih sedikit cahaya matahari yang mencapai lapisan bawah air, sehingga mengurangi kemampuan tumbuhan air lain dan fitoplankton untuk bertahan hidup. Hal ini dapat mengurangi populasi ikan dan mengganggu rantai makanan perairan.
  • Gangguan Aktivitas Manusia
    Eutrofikasi dapat memengaruhi kegiatan manusia yang menggantungkan hidupnya dari perairan, seperti rekreasi, pariwisata, dan produksi perikanan.
Baca Juga :  Gunung Adalah: Pengertian, Ciri, Manfaat, Iklim, Jenis dan Contohnya

Upaya Pengendalian Eutrofikasi

Penyebab Eutrofikasi

Pengendalian eutrofikasi merupakan suatu tantangan yang kompleks dan memerlukan kolaborasi dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta. Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengendalikan eutrofikasi antara lain:

Pengelolaan Limbah Industri dan Pertanian

Salah satu penyebab utama eutrofikasi adalah limbah industri dan pertanian yang mengandung nutrisi berlebih seperti nitrogen dan fosfor. Untuk mengurangi beban nutrisi yang masuk ke perairan, pihak perusahaan maupun para petani perlu menerapkan sistem pengelolaan limbah yang efisien. Tindakan ini termasuk pengolahan limbah sebelum dibuang ke perairan, penggunaan teknologi pengurangan limbah, dan penerapan praktik pertanian berkelanjutan.

Pemanfaatan Kembali Air Limbah

Air limbah yang dihasilkan oleh industri dan permukiman dapat dimanfaatkan kembali untuk keperluan irigasi pertanian, pengairan taman, dan proses produksi industri tertentu. Dengan memanfaatkan kembali air limbah, beban nutrisi yang masuk ke perairan dapat dikurangi.

Penggunaan Pupuk yang Bijaksana

Penggunaan pupuk dalam sektor pertanian harus diatur dengan bijaksana. Para petani perlu menggunakan pupuk sesuai kebutuhan tanaman dan menghindari penggunaan berlebihan, yang dapat menyebabkan leaching nutrisi ke perairan. Selain itu, petani juga dapat beralih ke pupuk organik yang lebih ramah lingkungan.

Pengelolaan Sistem Drainase

Sistem drainase di daerah pertanian dan perkotaan harus dikelola dengan baik untuk mengurangi aliran nutrisi ke perairan. Peningkatan sistem drainase yang efisien dapat membantu mengurangi erosi tanah dan mengendalikan aliran limbah ke perairan.

Penggunaan Senyawa Flokulan

Penggunaan senyawa flokulan seperti aluminium sulfat dapat membantu mengendalikan eutrofikasi. Senyawa ini membantu menggumpalkan partikel-partikel mikroorganisme dan limbah dalam air, sehingga dapat diendapkan dan diangkat dari perairan.

Pengendalian Pertumbuhan Alga dengan Penggunaan Ikan Herbivora

Penggunaan ikan herbivora, seperti ikan mola dan ikan nila, dapat membantu mengendalikan pertumbuhan alga berlebihan. Ikan-ikan ini memakan alga sebagai makanan utama, sehingga dapat mengurangi jumlah alga di perairan.

Baca Juga :  Sungai Adalah

Rehabilitasi Ekosistem Perairan

Rehabilitasi ekosistem perairan yang telah terkena dampak eutrofikasi juga merupakan upaya penting. Hal ini dapat dilakukan melalui penghapusan alga berlebihan, penanaman vegetasi air, dan pengenalan spesies organisme air lain yang dapat membantu mengembalikan keseimbangan ekosistem.

Kampanye Kesadaran Lingkungan

Kampanye kesadaran lingkungan di kalangan masyarakat sangat penting untuk meningkatkan pemahaman tentang pentingnya menjaga kualitas perairan dan mengurangi pencemaran nutrisi. Dengan meningkatkan kesadaran masyarakat, diharapkan akan ada partisipasi lebih aktif dalam upaya pengendalian eutrofikasi.

Penerapan Kebijakan dan Peraturan Lingkungan

Pemerintah perlu mengadopsi kebijakan dan peraturan yang ketat terkait pengelolaan limbah dan penggunaan sumber daya alam. Kebijakan ini harus mendorong praktik berkelanjutan di sektor industri, pertanian, dan permukiman.

Riset dan Inovasi

Riset dan inovasi dalam bidang pengendalian eutrofikasi juga sangat penting. Perkembangan teknologi dan metode baru dapat membantu dalam pengendalian eutrofikasi secara lebih efektif dan efisien.

Kesimpulan

Eutrofikasi adalah masalah lingkungan yang memerlukan perhatian serius dan upaya kolaboratif dari semua pihak terkait. Melalui pengelolaan limbah yang bijaksana, penggunaan sumber daya alam secara berkelanjutan dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kualitas perairan, kita dapat mengendalikan eutrofikasi dan menjaga keseimbangan ekosistem perairan untuk masa depan yang lebih baik.

Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah eutrofikasi adalah mengelola limbah industri dan pertanian, memanfaatkan kembali air limbah, menggunakan pupuk secara bijaksana, mengelola sistem drainase, menggunakan senyawa flokulan, mengendalikan pertumbuhan alga dengan menggunakan ikan herbivora, rehabilitasi ekosistem perairan, mengampanyekan kesadaran lingkungan, menerapkan kebijakan dan peraturan lingkungan dan melakukan riset dan inovasi.