Pendidikan Karakter

Posted on

Pendidikan Karakter – Pendidikan karakter merupakan hal yang paling krusial dalam dunia pendidikan. Pendidikan ini ialah pilar yang menentukan apakah pendidikan dapat bermanfaat atau justru menjadi sebuah malapetaka bagi umat manusia.

Nah hal yang paling ditakuti guru bukanlah siswa yang tidak mampu mengikuti pelajaran matematika atau pelajaran rumit lainnya. Guru lebih khawatir jika siswa tidak dapat belajar mengantre, mengapa? Karena anteran memuat banyak indikator karakter dari seseorang yang berhasil terdidik.

Dan ketika siswa mampu mengantre, berarti siswa telah mempelajari konsekuensi dari persiapan yang kurang matang yakni nomor antrean belakang. Sebaliknya jika mereka sudah datang lebih dulu, mereka akan mendapatkan nomor antrean lebih awal. Mengantre juga memberikan pelajaran menghargai sistem, halo rang lain, disiplin diri dan konsekuen terhadap perbuatannya sendiri.

Karakter ialah fondasi dari soft skill yang justru lebih menunjang tingkat kesuksesan seseorang dalam hidupnya. Dalam kemampuan teknik hebat yang tidak diiringi karakter yang baik ialah percuma.

Ia tidak akan mampu bekerja sama dan berempati kepada rekannya, selain itu penggunaan ilmu pengetahuan yang dilakukan oleh karakter yang tidak baik akan menghadirkan konsekuensi yang buruk pula.

Pengertian Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter dapat dikatakan sebagai usaha manusia secara sadar dan terencana dalam hal mendidik sekaligus memberdayakan peserta didik dengan tujuan membangun karakter pribadi peserta didik. Tentu saja hal ini dilakukan agar nantinya peserta didik menjadi individu yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang banyak.

Menurut John W. Santrock pendidikan karakter merupakan pendidikan dengan pendekatan langsung pada peserta didik dengan tujuan menanamkan nilai moral sehingga dapat mencegah perilaku yang dilarang.

Pendidikan karakter berhubungan erat dengan psikis individu, dengan pendidikan karakter dapat diajarkan pandangan tentang nilai-nilai kehidupan, contohnya kejujuran, kepedulian, tanggung jawab, hingga keimanan.

Pendidikan Karakter Menurut Para Ahli

Adapun pendidikan karakter menurut para ahli diantaranya yaitu:

  • Menurut Samani dan Hariyanto
    Pendidikan karakter adalah proses pemberian tuntunan kepada peserta didik untuk menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga serta rasa dan karsa (Samani dan Hariyanto, 2013, hlm.45).
  • Menurut Wibowo
    Pendidikan karakter adalah suatu pendidkan yang digunakan untuk menanamkan dan mengembangkan karakter kepada peserta didik, sehingga mereka memiliki karakter yang luhur setelah memiliki maka dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari bak di rumah, di sekolah maupun di masyarakat (Wibowo, 2013, hlm. 40).
  • Menurut Salahudin dan Alkrienciechie
    Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai pendidikan moral atau budi pekerti untuk mengembangakan kemampuan seseorang untuk berperilaku yang baik dalam kehidupan sehariharinya (Salahudin dan Alkrienciechie, 2013, hlm.42).
  • Menurut Zubaedi
    Pendidikan karakter ialah segala perencanaan usaha yang dilakukan oleh guru yang dapat mempengaruhi pembentukan karkater peserta didiknya, memahami, membentuk, dan memupuk nilai-nilai etika secara keseluruhan (Zubaedi, 2012, hlm.19).
  • Menurut Muhamimin Azzet
    Pendidikan karakter merupakan suatu sistem dalam penanaman nilai-nilai karakter yang baik kepada seluruh warga sekolah sehingga memilki pengetahuan dan tindakan yang sesuai dengan nilai kebaikan (Azzet, 2014, hlm. 37).
  • Menurut Ratna Megawangi
    Pendidikan karakter adalah sebuah usaha untuk mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan yang bijak dan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat memberikan kontribusi yang positif kepada lingkungannya (Megawangi dalam Kesuma, 2013, hlm. 5).
  • Menurut Zusnani
    Proses pemberian tuntunan peserta/anak didik agar menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga, serta karsa dan karya. Peserta didik diharapkan memiliki karakter yang baik meliputi kejujuran, tanggung jawab, cerdas, bersih dan sehat, peduli, dan kreatif (Zusnani, 2012, hlm.155).
Baca Juga :  Norma : Pengertian, Tujuan, Macam, Fungsi Dan Manfaatnya

Sistem Karakter

Nah seperti yang telah diungkapkan berbagai pengertian diatas, karakter tampaknya terdiri dari banyak unsur yang saling berhubungan satu sama lain. Ya karena karakter setidaknya terdiri dari tigas ranah yang saling berhubungan yakni pengetahuan moral, perasaan moral dan tindakan moral yang disebut dengan sistem karakter.

Lickona dan Amirulloh (2015, hlm.14-18) menjelaskan bahwa sistem karakter terdiri tiga ranah yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi yakni:

Pengetahuan Moral (Moral Knowledge)

Pengetahuan moral merupakan kemampuan individu untuk mengetahui, memahami, mempertiambangkan, membedakan, menginterpretasikan macam-macam moral yang harus diterapkan dan yang harus ditanggalkan. Pengetahuan moral terdiri dari enam komponen yang meliputi:

  • Kesadaran Moral, merupakan kesadaran untuk memperhatikan dan melaksanakan moral yang ada di sekitarnya.
  • Pengetahuan Nilai Moral, kemampuan untuk memahami nilai moral dalam berbagai situasi.
  • Memahami Sudut Pandang Lain, adalah kemampuan untuk menghargai dan merasakan pendapat orang lain.
  • Penalaran Moral, kemampuan untuk memahami, mempertimbangkan dan membedakan makna bermoral.
  • Keberanian Mengambil Keputusan, yaitu kemampuan untuk tidak ragu menentukan pilihan yang tepat saat mengalami dilema moral.
  • Pengenalan Diri (Self Knowledge), mampu mengetahui dan memahami perilaku sendiri serta dapat mengevaluasinya dengan jujur.

Perasaan Moral (Moral Feeling)

Perasaan moral merupakan kemampuan untuk merasa harus selalu melakukan tindakan moral yang sesuai dengan norma dan merasa bersalah jika melakukan perbuatan yang tidak sesuai dengan norma (berbuat jahat), perasaan ini juga terdiri dari enam komponen yakni:

  • Mendengarkan Hati Nurani, yaitu perasaan moral naf mendorong seseorang untuk melakukan tindakan sesuai dengan hati nurani dalam sisi kognitif dan sisi emosional. Sepintar-pintarnya manusia, kelebihannya adalah tetap memperhatikan emosi dan tidak buta terhadap sesuatu yang objektif jika dibandingkan dengan kecerdasan buatan.
  • Harga Diri (self esteem), yakni memiliki kesadaran untuk menjaga harkat dan martabat berdasarkan nilai yang luhur.
  • Empati, memiliki kepekaan (mampu turut merasakan) penderitaan orang lain.
  • Cinta Kebaikan, kemampuan untuk merasa suka dan senang ketika melakukan kebaikan.
  • Kontrol Diri, kemampuan untuk mengendalikan emosi berlebih, baik saat marah ataupun terlalu senang (euforia).
  • Rendah Hati (humility), berarti tidak merasakan rasa keunggulan yang berlebih, dapat tetap terbuka terhadap perbaikan kesalahan dan mengatasi rasa sombong namun tetap percaya diri.
Baca Juga :  Pola Interaksi Sosial : Pengertian, Ciri Dan Klasifikasinya

Tindakan Moral

Mampu bergerak dan melakukan tindakan nyata moral yang sesuai dengan norma hingga mencegah perbuatan yang tidak sesuai dengan norma kebaikan lingkungan. Tindakan moral terdiri menjadi tiga komponen utama yakni:

  • Kompetensi (competence), merupakan kemampuan untuk mengubah perasaan moral menjadi tindakan moral yang efektif.
  • Keinginan (will), kemampuan untuk kuat dan bertahan melakukan apa yang seharusnya dilakukan berdasarkan pengetahuan dan perasaan moral.
  • Kebiasaan, adalah kemampuan untuk melakukan sesuatu secara konsisten dan berulang-ulang hingga telah terbiasa dan terasa lebih ringan untuk dilakukan secara terus-menerus.

Tujuan Pendidikan Karakter

Setelah mengetahui faktor-faktor apa saja yang memengaruhinya, kita juga harus menentukan terlebih dahulu apa saja tujuan yang ingin diraih dari pendidikan karakter.

Tujuan pendidikan karakter menurut Mulyasa (2012, hlm.9) adalah untuk mendorong peserta didik agar mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasikan serta mempersonalisasikan nilai-nilai karakter dan akhlak mulai sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari.

Selain itu, Kemdiknas menyatakan bahwa tujuan pendidikan karakter diantaranya yaitu:

  • Mengembangkan potensi nurani/kalbu/afektif peserta didik sebagai warga negara yang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa.
  • Mengembangkan kebiasaan perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan denan nilai universal dan tradisi bangsa yang religius.
  • Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik sebagai penerus bangsa.
  • Mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia mandiri, kreatif, dan berwawasan kebangsaan.
  • Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan aman, jujur, kreatif dan bersahabat.

Macam Macam Pendidikan Karakter

Seorang manusia yang memiliki karakter yang baik merupakan manusia yang selalu melakukan kebaikan, baik pada Tuhan Yang Maha Esa, orang laing, lingkungan, negara bahkan pada dirinya sendiri.

Seorang manusia juga harus tahu seperti apa potensi dirinya dengan nilai dan jenis karakter sebagai berikut:

  • Religius
    Merupakan perilaku/sikap yang taat dan juga patuh dalam melaksanakan segala yang diperintahkan oleh agama, bisa hidup dengan rukun dan berdampingan dengan pemeluk agama lainnya, serta bersikap tolerasi pada siapa saja yang melaksanakan ibadah lainnya.
  • Jujur
    Merupakan sikap yang berasal dari usaha/upaya seseorang yang menjadikan dirinya sebagai orang yang bisa dipercaya dalam hal apapun, misalnya dalam hal sikap, perkataan, atau bahkan pekerjaan yang dilakukannya.
  • Toleransi
    Merupakan sebuah sikap yang mampu menghargai segala perbedaan yang ada seperti perbedaan dalam suku, agama, sikap, etnis, pendapat dan tindakan yang memang berbeda dengan apa yang biasa ia miliki atau lakukan.
  • Disiplin
    Merupakan sikap/tindakan yang mampu memperlihatkan ketertiban pada setiap aturan atau kebiasaan, atau pada ketentuan yang sudah ada.
  • Kreatif
    Merupakan cara berpikir pada seorang manusia dalam menghasilkan sesuatu yang baru atau cara baru dari sesuatu yang sudah ia miliki.
  • Mandiri
    Merupakan sikap/tindakan yang dimana seseorang tidak akan mudah bergantung pada orang lain dalam melakukan segala hal yang memang seharusnya ia lakukan sendiri.
Baca Juga :  Pemberdayaan Masyarakat : Pengertian, Tujuan, Prinsip Beserta Tahapannya

Manfaat Pendidikan Karakter

Kurangnya pendidikan karakter di dalam kehidupan masyarakat akan membuat seseorang memiliki sikap yang negative, contohnya kasus-kasus sosial di masyarakat yang meliputi kekerasan pada anak-anak, pergaulan bebas, pencurian, kekerasan sesual, penyalahgunaan obat terlarang dan masih banyak lagi yang lainnya.

Nah berikut manfaat dari pendidikan karakter itu sendiri diantaranya yaitu:

  • Untuk membangun masyarakat atau bangsa yang cara hidupnya multikultural.
  • Untuk membangun sikap pada setiap warga negaranya yang memiliki sikap yang kreatif, mampu hidup berdampingan dengan bangsa yang lain, cinta damai, dan sebagainya.
  • Membangun masyarakat/bangsa yang cerdas, mampu berkontribusi dalam mengembangkan kehidupan manusia, memiliki sikap/perilaku yang baik, berbudaya luhur dan lain sebagainya.

Fungsi Pendidikan Karakter

Kalian tentu sering mendengar bahwa generasimu pelajar adalah generasi penerus bangsa, nah mau berkarakter seperti apakah generasi penerus bangsa ini kelak? Tentu saja yang dibutuhkan oleh bangsa ini ialah individu dengan karakter yang baik.

Meskipun sifat “baik” cukup abstrak tapi dapat ditarik kesimpulan bahwa karakter yang baik merujuk pada nilai positif yang dimiliki oleh seseorang, sisi tersebut diharapkan sebagai cerminan dari kepribadian orang tersebut secara utuh.

Nah pendidikan karakter tentu saja dapat mewujudkan generasi penerus bangsa dengan karakter yang baik, selain itu pendidikan karakter juga memiliki sejumlah fungsi diantaranya yaitu:

  • Mengembangkan potensi dasar manusia agar menjadi individu yang berhati, berpikiran, dan berperilaku baik.
  • Membangun dan memperkuat perilaku masyarakat, dalam hal ini masyarakat Indonesia yang multikultural.
  • Membangun dan meningkatkan peradaban bangsa.

Strategi Pelaksanaan Pendidikan Karakter

Lalu bagaimana agar pendidikan karakter dapat melaksanakan berbagai tujuan dan fungsi yang ingin dicapai berdasarkan nilai-nilai dan faktor yang memengaruhinya.

Dalam panduan pelaksanaan pendidikan karakter (Kemendiknsa 2010, hlm. 15-17) Strategi pelaksanaan pendidikan karakter di satuan pendidikan merupakan suatu kesatuan dari program manajeman peningkatan mutu berbasis sekolah yang terimplementasi dalam pengembangan, pelaksanaan dan evaluasi kurikulum oleh setiap satuan pendidikan.

Masih dari panduan pelaksaan pendidikan karakter Kemendiknas agar pendidikan karakter dapat dilaksanakan secara optimal, pendidikan karakter dapat diimplementasikan melalui langkah-langkah sebagai berikut:

  • Sosialisasi ke stakeholders (komite sekolah, masyarakat, dan lembaga-lembaga lainnya)
  • Pengembangan dalam kegiatan sekolah
  • Menyelenggarakan kegiatan pembelajaran
  • Pengembangan Budaya Sekolah dan Pusat Kegiatan Belajar, melalui:
    – Kegiatan rutin
    – Kegiatan spontan
    – Keteladanan
    – Pengondisian
  • Kegiatan ekstra kurikuler
  • Menanamkannya melalui kegiatan keseharian di rumah dan di masyarakat

Demikianlah pembahasan mengenai Pendidikan Karakter semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan kalian semua,, terima kasih banyak atas kunjungannya.