Macam Cerita Rakyat: Pengertian, Ciri, Fungsi, Struktur, Tujuan, Jenis, Unsur dan Contohnya

Posted on

Macam Cerita Rakyat – Cerita adalah rangkaian peristiwa yang disampaikan, baik berasal dari kejadian nyata (non fiksi) ataupun tidak nyata (fiksi). Kata Dongeng berarti cerita rekaan/tidak nyata/fiksi, seperti: fabel (binatang dan benda mati), sage (cerita petualangan), hikayat (cerita rakyat), legenda (asal usul), mythe (dewa-dewi, peri, roh halus), ephos (cerita besar; Mahabharata, Ramayana, saur sepuh, tutr tinular).

Cerita rakyat merupakan cerita yang berkembang disetiap daerah dan menceritakan asal usul atau legenda yang terjadi disuatu daerah; cerita yang berasal dari masyarakat dan berkembang dalam masyarakat, cerita rakyat ialah bagain dari dongeng.

Sebagaimana phantomin yang lebih menonjolkan gerak dan mimik, operet yang lebih menonjolkan musik dan nyanyian, puisi dan deklamasi yang lebih menonjolkan syair, sandiwara yang lebih menonjol pada permainan peran oleh para pelakunya, atau monolog (teater tunggal) yang mengoptimalkan semuanya. Jadi tegasnya metode bercerita lebih menonjolkan penuturan lisan materi cerita dibandingkan aspek teknis yang lainnya.

Cerita rakyat merupakan cerita yang berasal dari masyarakat dan berkembang dalam masyarakat pada masa lampau yang menjadi ciri khas disetiap bangsa yang memiliki kultur budaya yang beraneka ragam yang mencakup kekayaan budaya dan sejarah yang dimiliki masing-masing bangsa.

Dan pada umumnya cerita rakyat ini mengisahkan mengenai suatu kejadian di suatu tempat atau asal muasal suatu tempat. Tokoh-tokoh yang dimunculkan dalam cerita rakyat umumnya diwujudkan dalam bentuk binatang, manusia dan dewa. Nah agar lebih dapat memahami dan mengerti mengenai Cerita Rakyat simak ulasan selengkapnya dibawah ini.

Pengertian Cerita Rakyat

Cerita rakyat merujuk pada cerita yang diwariskan dari generasi ke generasi dalam suatu masyarakat. Cerita ini umumnya bersifat lisan sebelum akhirnya dicatat atau ditulis. Cerita rakyat mencerminkan nilai-nilai, kepercayaan, norma, dan budaya suatu masyarakat tertentu. Biasanya, cerita rakyat memiliki unsur mitologis atau legendaris dan melibatkan tokoh-tokoh yang sering kali menjadi simbol atau pahlawan bagi komunitas tersebut.

Pengertian Cerita Rakyat Menurut Para Ahli

Beberapa ahli telah memberikan definisi atau pandangan mereka tentang pengertian cerita rakyat. Berikut adalah beberapa definisi dari para ahli:

  • Vladimir Propp
    Vladimir Propp, seorang ahli folklor Rusia, menyatakan bahwa cerita rakyat dapat dianalisis dalam bentuk unsur-unsur yang mendasar. Ia mengidentifikasi sejumlah fungsi dan karakteristik yang sering muncul dalam cerita rakyat, seperti karakter-karakter tertentu dan elemen-elemen plot yang umum.
  • Alan Dundes
    Alan Dundes, seorang ahli folklor Amerika, mendefinisikan cerita rakyat sebagai cerita yang diwariskan secara lisan dan terkait dengan masyarakat tertentu. Menurut Dundes, cerita rakyat mencerminkan kebutuhan masyarakat untuk menyampaikan pesan, melibatkan orang dalam prosesnya, dan menawarkan cara untuk mengatasi konflik.
  • Stith Thompson
    Stith Thompson, seorang ahli folklor Amerika, memberikan definisi cerita rakyat sebagai cerita naratif yang diwariskan secara lisan dan mencakup berbagai genre, termasuk legenda, mitos, dongeng, dan banyak lagi. Menurut Thompson, cerita rakyat memiliki karakteristik tertentu yang dapat diidentifikasi dan dianalisis.
  • Max Lüthi
    Max Lüthi, seorang sarjana sastra Jerman, memandang cerita rakyat sebagai suatu bentuk naratif yang bersifat simbolis dan fantastis. Menurutnya, cerita rakyat menciptakan dunia imajinatif yang memungkinkan manusia untuk mengatasi ketidakpastian dan mengekspresikan keinginan dan ketakutan kolektif.
  • Carl Jung
    Carl Jung, seorang psikolog Swiss, melihat cerita rakyat sebagai cerminan dari arketipe-arketipe kolektif dalam pikiran manusia. Ia berpendapat bahwa cerita rakyat mencerminkan mitos-mitos universal yang ada dalam psikologi manusia.
  • Aarne-Thompson-Uther (ATU) Classification
    Klasifikasi ATU adalah sistem klasifikasi internasional yang digunakan untuk mengkategorikan cerita rakyat berdasarkan motif dan elemen plotnya. Ini membantu para peneliti dan ahli folklor untuk memahami kesamaan dan perbedaan antara berbagai cerita rakyat.

Secara umum, definisi para ahli ini menunjukkan bahwa cerita rakyat adalah bentuk naratif yang diwariskan secara lisan, memiliki karakteristik tertentu, dan mencerminkan nilai-nilai, kepercayaan, dan identitas budaya suatu masyarakat.

Ciri-Ciri Cerita Rakyat

Cerita rakyat memiliki ciri-ciri khas yang membedakannya dari jenis cerita lainnya. Berikut adalah beberapa ciri-ciri umum cerita rakyat:

  • Lisan atau Tulisan
    Cerita rakyat sering kali berasal dari tradisi lisan, diwariskan melalui cerita yang diceritakan secara mulut ke mulut. Namun, seiring waktu, cerita-cerita ini juga dapat ditulis.
  • Pewarisan dari Generasi ke Generasi
    Cerita rakyat biasanya diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Mereka memainkan peran penting dalam melestarikan identitas dan sejarah suatu kelompok masyarakat.
  • Unsur Mitologis atau Legendaris
    Banyak cerita rakyat melibatkan unsur-unsur mitologis atau legendaris. Mereka sering mengisahkan tentang makhluk-makhluk gaib, dewa, pahlawan, atau peristiwa-peristiwa luar biasa.
  • Mencerminkan Budaya Lokal
    Cerita rakyat mencerminkan budaya lokal, nilai-nilai, kepercayaan, dan tradisi masyarakat tempat asal cerita tersebut. Mereka menjadi cerminan dari kehidupan sehari-hari dan pandangan dunia suatu komunitas.
  • Pesan Moral atau Ajaran
    Banyak cerita rakyat mengandung pesan moral atau ajaran. Mereka sering diarahkan untuk memberikan pengajaran atau nasihat kepada pendengar atau pembaca, mengajarkan nilai-nilai seperti kejujuran, keadilan, atau kesetiaan.
  • Tokoh-Tokoh Khas
    Cerita rakyat sering melibatkan tokoh-tokoh khas atau pahlawan yang menjadi ikon dalam cerita tersebut. Tokoh-tokoh ini sering kali memiliki karakteristik atau sifat-sifat khusus yang membuat mereka menonjol.
  • Fungsi Ritual atau Keagamaan
    Beberapa cerita rakyat memiliki fungsi dalam konteks ritual atau keagamaan. Mereka mungkin terkait dengan upacara adat atau ritual keagamaan dalam masyarakat tertentu.
  • Pembentukan Identitas dan Identifikasi Kelompok
    Cerita rakyat membantu membentuk identitas kelompok dan memberikan rasa identifikasi terhadap warisan budaya suatu masyarakat. Mereka memperkuat ikatan antara anggota masyarakat.
  • Variasi Lokal
    Cerita rakyat sering memiliki variasi lokal. Meskipun tema dasarnya mungkin sama, setiap daerah atau suku bangsa dapat memiliki versi yang unik dan disesuaikan dengan konteks budaya lokal mereka.
  • Penciptaan Mitos atau Penjelasan Asal Usul
    Beberapa cerita rakyat berfungsi sebagai penciptaan mitos atau menjelaskan asal usul suatu tempat, objek, atau fenomena alam.

Ciri-ciri ini dapat bervariasi tergantung pada budaya dan tradisi masyarakat tertentu. Cerita rakyat menggambarkan kekayaan warisan budaya dan merupakan sarana untuk mentransmisikan nilai-nilai dan pengetahuan dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Fungsi Cerita Rakyat

Cerita rakyat memainkan berbagai fungsi penting dalam suatu masyarakat dan budaya. Berikut adalah beberapa fungsi utama cerita rakyat:

  • Pelestarian Budaya dan Identitas
    Cerita rakyat adalah sarana untuk melestarikan dan mentransmisikan warisan budaya dari satu generasi ke generasi berikutnya. Mereka membantu membentuk identitas kelompok dan mempertahankan tradisi serta nilai-nilai budaya.
  • Pendidikan dan Pengajaran
    Cerita rakyat sering mengandung pesan moral, ajaran, dan nasihat yang ditujukan untuk mendidik dan mengajarkan nilai-nilai positif kepada pendengar atau pembaca. Mereka dapat menyampaikan norma-norma sosial, etika, dan kebijaksanaan praktis.
  • Hiburan
    Selain memiliki nilai pendidikan, cerita rakyat juga menyajikan hiburan. Mereka dapat menghibur pendengar atau pembaca melalui kisah-kisah yang menarik, menggelitik imajinasi, atau menyuguhkan elemen-elemen dramatis.
  • Penciptaan Identitas Tokoh dan Pahlawan
    Cerita rakyat menciptakan tokoh-tokoh khas atau pahlawan yang menjadi simbol keberanian, keadilan, atau kualitas positif lainnya. Identifikasi dengan tokoh-tokoh ini dapat memperkuat nilai-nilai yang dihargai oleh masyarakat.
  • Penjelasan Asal-Usul dan Mitologi
    Beberapa cerita rakyat berfungsi sebagai penjelasan asal-usul suatu tempat, objek, atau fenomena alam. Mereka membentuk mitologi dan memberikan makna pada elemen-elemen dalam kehidupan sehari-hari.
  • Fungsi Ritual dan Keagamaan
    Sebagian cerita rakyat diintegrasikan dalam upacara adat, ritual, atau konteks keagamaan. Mereka dapat memainkan peran dalam merayakan peristiwa penting atau memberikan petunjuk moral dan etika dalam konteks agama.
  • Peningkatan Keterampilan Berbahasa
    Mendengarkan atau membaca cerita rakyat dapat meningkatkan keterampilan berbahasa, pengembangan kosakata, dan pemahaman bahasa anak-anak. Hal ini memainkan peran dalam pendidikan dan perkembangan literasi.
  • Hakikat Manusia dan Kehidupan
    Cerita rakyat sering kali mencerminkan pemahaman manusia tentang hakikat kehidupan, hubungan sosial, dan alam semesta. Mereka membantu masyarakat merenungkan dan memahami eksistensi dan tantangan manusia.
  • Pembentukan Karakter dan Kepribadian
    Kisah tentang pahlawan dan tokoh-tokoh dalam cerita rakyat dapat mempengaruhi pembentukan karakter dan kepribadian. Mereka dapat memberikan contoh positif dan membantu membentuk nilai-nilai yang dihormati.
  • Penciptaan Rasa Persatuan
    Cerita rakyat dapat menciptakan rasa persatuan dalam suatu masyarakat karena mereka berfungsi sebagai cerminan kolektivitas dan kebanggaan pada identitas budaya bersama.

Fungsi-fungsi ini dapat bervariasi tergantung pada budaya dan konteks masyarakat tertentu. Secara keseluruhan, cerita rakyat memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk dan memelihara nilai-nilai dan warisan budaya suatu komunitas.

Struktur Cerita Rakyat

Struktur cerita rakyat dapat bervariasi tergantung pada budaya dan tradisi tertentu, tetapi secara umum, banyak cerita rakyat memiliki struktur naratif yang dapat diidentifikasi. Berikut adalah elemen-elemen umum dalam struktur cerita rakyat:

  • Pengenalan (Exposition)
    Bagian awal cerita rakyat yang memperkenalkan latar belakang, setting, dan karakter utama. Pengenalan biasanya memberikan konteks tentang dunia di mana cerita berlangsung.
  • Konflik (Conflict)
    Elemen konflik muncul ketika ada sebuah masalah, tantangan, atau pertentangan yang harus diatasi oleh tokoh utama. Konflik menciptakan ketegangan dan memotivasi perkembangan cerita.
  • Peningkatan Konflik (Rising Action)
    Serangkaian peristiwa yang memperumit atau meningkatkan konflik. Tokoh utama mungkin menghadapi rintangan atau mengambil langkah-langkah untuk mencapai tujuan mereka.
  • Puncak (Climax)
    Titik tertinggi ketegangan dalam cerita, di mana konflik mencapai puncaknya. Pada titik ini, keputusan besar diambil atau pertarungan besar terjadi. Climax sering kali menentukan arah cerita.
  • Penurunan Konflik (Falling Action)
    Setelah puncak, cerita memasuki tahap penurunan konflik, di mana ketegangan mulai mereda. Konflik yang dihadapi oleh tokoh utama mulai memunculkan resolusi.
  • Resolusi (Resolution)
    Bagian terakhir cerita yang menyelesaikan konflik dan mengakhiri cerita. Resolusi memberikan jawaban atau solusi terhadap konflik yang ada, dan seringkali menyajikan pembelajaran moral atau pesan.
  • Moral atau Pesan
    Banyak cerita rakyat memiliki moral atau pesan yang ingin disampaikan kepada pendengar atau pembaca. Ini dapat berupa ajaran tentang kebaikan dan keburukan, pelajaran hidup, atau nasihat etika.
  • Epilog (Epilogue)
    Kadang-kadang, cerita rakyat menyertakan epilog yang memberikan tambahan informasi atau memberikan gambaran masa depan tokoh atau komunitas setelah resolusi tercapai.
  • Elemen Mitologis atau Simbolis
    Beberapa cerita rakyat memiliki elemen mitologis atau simbolis yang memberikan kedalaman atau makna tambahan pada cerita. Ini mungkin mencakup dewa, makhluk mitologis, atau objek magis.
  • Motif dan Tema
    Cerita rakyat sering kali melibatkan motif atau tema tertentu yang dapat muncul berulang dalam berbagai cerita rakyat. Motif ini dapat berupa cerita asal-usul, pencarian, atau kisah pahlawan.
Baca Juga :  Kalimat Deklaratif : Pengertian, Fungsi, Tujuan, Ciri, Macam Dan Contohnya

Perlu diingat bahwa tidak semua cerita rakyat mengikuti struktur ini dengan ketat, dan variasi dapat terjadi tergantung pada budaya, genre, atau narator. Namun, struktur umum ini memberikan kerangka kerja yang berguna untuk memahami perkembangan cerita rakyat.

Tujuan Cerita Rakyat

Cerita rakyat memiliki berbagai tujuan, dan tujuannya bisa bervariasi tergantung pada konteks budaya dan fungsinya dalam masyarakat tertentu. Beberapa tujuan umum cerita rakyat meliputi:

  • Pendidikan dan Pengajaran
    Cerita rakyat sering digunakan sebagai alat untuk mendidik dan mengajarkan nilai-nilai budaya, etika, dan norma sosial kepada generasi muda. Mereka menyampaikan ajaran moral dan pelajaran hidup yang dapat membentuk karakter.
  • Pelestarian Budaya
    Salah satu tujuan utama cerita rakyat adalah melestarikan dan mentransmisikan warisan budaya dari satu generasi ke generasi berikutnya. Cerita rakyat membantu menjaga identitas budaya dan tradisi suatu masyarakat.
  • Hiburan:
    Cerita rakyat juga berfungsi sebagai sumber hiburan. Mereka dapat menghibur pendengar atau pembaca melalui kisah-kisah yang menarik, petualangan, dan unsur fantasi.
  • Penjelasan Asal-Usul
    Beberapa cerita rakyat berfungsi sebagai penjelasan tentang asal-usul suatu tempat, objek, atau fenomena alam. Mereka menciptakan mitos atau legenda yang menjelaskan bagaimana sesuatu terbentuk atau terjadi.
  • Moral dan Pesan
    Cerita rakyat sering menyampaikan moral atau pesan yang ingin disampaikan kepada pendengar atau pembaca. Pesan ini bisa berupa nasihat bijak, pelajaran hidup, atau ajaran tentang kebaikan dan keburukan.
  • Hakikat Manusia dan Kehidupan
    Cerita rakyat dapat membantu manusia merenung tentang hakikat kehidupan, hubungan sosial, dan alam semesta. Mereka dapat mengangkat pertanyaan filosofis dan memberikan pemahaman tentang eksistensi manusia.
  • Penciptaan Identitas dan Identifikasi Kelompok
    Cerita rakyat membantu membentuk identitas kelompok dan memberikan rasa identifikasi terhadap warisan budaya bersama. Mereka dapat memperkuat ikatan antara anggota masyarakat.
  • Hibridisasi Budaya
    Dalam masyarakat yang beragam budaya, cerita rakyat dapat berfungsi sebagai jembatan untuk memahami dan menghormati keanekaragaman budaya. Mereka bisa menjadi medium untuk menggambarkan persamaan dan perbedaan di antara kelompok-kelompok tersebut.
  • Fungsi Ritual dan Keagamaan
    Beberapa cerita rakyat memiliki fungsi dalam konteks ritual atau keagamaan. Mereka dapat terlibat dalam upacara adat atau ritual keagamaan dalam masyarakat tertentu.
  • Hibridisasi Budaya
    Dalam masyarakat yang beragam budaya, cerita rakyat dapat berfungsi sebagai jembatan untuk memahami dan menghormati keanekaragaman budaya. Mereka bisa menjadi medium untuk menggambarkan persamaan dan perbedaan di antara kelompok-kelompok tersebut.

Penting untuk diingat bahwa tujuan cerita rakyat bisa bersifat multi-dimensi dan kompleks, dan mereka sering kali melayani beberapa tujuan sekaligus. Selain itu, tujuan-tujuan tersebut dapat berubah seiring waktu atau mengalami penyesuaian sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Jenis-Jenis Cerita Rakyat

Menurut William R Bascom (dalam James Danandjaya 1991:50,    cerita rakyat dibagi dalam tiga golongan besar yaitu :

  • Mitos (mite) adalah cerita prosa rakyat yang dianggap benar-benar terjadi setelah dianggap suci oleh empunya. Mite ditokohkan oleh dewa atau makhluk setengah dewa. Peristiwanya terjadi di dunia lain atau bukan di dunia yang sepertikita kenal sekarang ini dan terjadi di masa lampau.
  • Legenda adalah prosa rakyat yang mempunyai ciri yang mirip dengan mite, yaitu dianggap benar-benar terjadi, tetapi tidak dianggap suci. Berbeda dengan mite, legenda ditokohi oleh manusia walaupun adakalanya sifat-sifat luar biasa dan seringkali juga dibantu makhluk-makhluk ajaib. Tempat terjadinya di dunia yang kita kenal dan waktu terjadinya belum terlalu lama.
  • Dongeng adalah prosa rakyat yang dianggap benar-benar oleh yang empunya cerita dan dongeng tidak terkait waktu maupun tempat.

Macam Macam Cerita Rakyat

Adapun macam-macam cerita rakyat diantaranya yaitu:

Legenda

Legenda merupakan cerita rakyat yang mengisahkan riwayat terjadinya suatu tempat atau wilayah.

Contoh: cerita Malin Kundang, Tangkuban Perahu, Dongeng Banyuwangi, Dongeng Gunung Batok, Dongen Rawa Pening dan sebagainya.

Sage

Sage merupakan cerita rakyat yang didasarkan peristiwa sejarah bercampur dengan fantasi rakyat.

Contoh: Syariah melayung, Hikayah Hang Tuah, Ciung Wanana, dan sebagainya.

Mite

Mite merupakan cerita rakyat yang berhubungan dengan kepercayaan terhadap pada suatu benda yang dipercaya benda gaib.

Contohnya : Nyi Roro Kidul, Jaka Tarub, dan sebagainya.

Fabel

Fabel merupakan cerita rakyat menokohkan binatang sebagai lambing pengajaraan  moral.

Contoh : Cerita Si Kancil yang Cerdik, Kancil dan Buaya, Hikayat Kalila dan sebagainya.

Pararel

Pararel merupakan cerita rakyat yang  tokohnya adalah manusia dan hewan.

Contoh : Anjing Yang Loba, Semut Dan Belalang, Hikayah Mahabrata, Hikayah Ramayana, dan sebagainya.

Jenaka

Jenaka merupakan cerita rakyat tentang perilaku orang bodoh, orang malas, atau cerdik masing-masing dilukiskan secara humor.

Contoh : Lebai Malang, Pak Kodok, Pak Pender, Pak Belalang, dan sebagainya.

Cerita Terbingkai

Cerita Terbingkai merupakan cerita yang didalamnya cerita lagi.

Contoh : 1001 malam

Parabel

Parabel merupakan cerita yang mengganbarkan cerita moral dengan para tokoh benda mati.

Contoh : Kisah sepasang Slop.

Unsur-Unsur Cerita Rakyat

Setiap karya sastra memiliki unsur-unsur pembangun/unsur sastra, begitu pula dengan cerita rakyat. Unsur sastra dalam cerita rakyat ialah sebagai berikut:

Unsur Instrinsik

Unsur instrinsik adalah unsur yang membangun cerita dari dalam. Unsur-unsur instrinsik cerita rakyat, yaitu :

Tema

Adalah pokok pikiran yang dipakai sebagai dasar pengarang; pokok pikiran pengarang; ide pokok permasalahan.

Alur

Adalah jalannya cerita; rangkaian peristiwa yang membentuk cerita dengan dasar hubungan sebab akibat. Pada umumnya alur ada tiga macam, yaitu :

  • Alur maju
    Merupakan peristiwa-peristiwa yang disajikan secara berurutan dari peristiwa pertama ke peristiwa selanjutnya.
  • Alur mundur
    Merupakan peristiwa yang diceritakan kembali.
  • Alur gabungan/ zik-zaküMerupakan gabungan dari alur maju dan alur mundur.
Latar

Keterangan tentang tempat, waktu dan suasana; tempat/waktu terjadinya peristiwa. Latar ada tiga macam, yaitu :

  • Latar tempat
    Lokasi atau bangunan fisik lain yang menjadi tempat terjadinya peristiwa-peristiwa dalam cerita.
  • Latar waktu
    Waktu (masa) tertentu ketika peristiwa cerita itu terjadi.
  • Latar suasana
    Salah satu unsur instrinsik yang berkaitan dengan keadaan psikologis yang timbul dengan sendirinya bersamman dengan jalannya cerita. Suatu cerita menjadi menarik karena berlangsung dalam suasana tertentu.
Tokoh dan Penokohan

Penokohan dalah lukisan watak pelaku; cara pengarang menggambarkan watak tokoh. Istilah tokoh menunjukkan pada orangnya, pelaku cerita, sedangkan pekonokohan menunjukkan pada sikap kualitas pribadi tokoh.

Dilihat dari fungsi penampilan tokoh dalam cerita, tokoh dibedakan atas dua, yaitu :

  • Protagonist adalah tokoh yang berfungsi memberikan simpati, empati, melibatkan diri secara emosional terhadap tokoh tersebut. Tokoh yang disikapi demikian disebut tokoh protagonist.
  • Antagonis adalah tokoh yang berfungsi menimbulkan konflik dan berposisi dengan tokoh protagonist.
Sudut Pandang

Kedudukan pengarang dalam cerita; cara pandang pengarang. Setiap pengarang memiliki sudut pandang penceritaan yang berbeda. Ada yang menggunakan sudut pandang penceritaan orang pertama (aku atau saya); ada yang menggunakan sudut pandang penceritaan orang kedua (kamu atau kau); dan ada juga yang menggunakan sudut pandang orang ketiga (ia, dia atau nama orang).

Amanat

Adalah amanat yang disampaikan pengarang.

Unsur Ekstrinsik

Adalah unsur yang berada di luar karya sastra atau cerita namun turut menetukan bentuk dan isi suatu karya/cerita. Unsur-unsur eksttrinsik cerita rakyat, yaitu : agama, politik, moral, aliran pengarang, psikologi, sejarah, sosial budaya, dan lain-lain.

Contoh Teks Cerita Rakyat

Adapun contoh teks cerita rakyat diantaranya yaitu:

Cerita Keong Mas

Cerita keong mas berasal dari daerah Jawa Timur, keong mas adalah salah satu cerita rakyat yang cukup terkenal atau populer.

“Seorang raja memiliki dua orang putri yang sangat cantik jelita. Nama dari kedua putri tersebut adalah Candra Kirana dan Dewi Galuh.

Tetapi, perangai dari kedua putri tersebut sangatlah berbeda, Candra Kirana yang mempunyai sifat sangat baik dan saudaranya yang mempunyai sifat yang sangat angkuh.

Baca Juga :  Teks Narasi Adalah

Pada suatu hari sang raja memberitahukan kepada seorang pangerang tampan yang bernama Inu kertapati yang melamar sang Candra kirana.

mendengar hal tersebut maka timbula rasa iri dengki dari sang saudaranya yaitu Dewi Galuh.

Karena hal tersebut Dewi Galuh langsung menemui seorang penyihir untuk mengubah saudaranya menjadi seekor keong.

Penyihir tersebut akhirnya berhasil untuk mengubah Candra Kirana menjadi seekor keonglalu dibuanglah ke sungai.

Sihir tersebut akan hilang atau bisa berubah menjadi manusia kembali jika sang keong bisa menemukan cinta sejatinya. Kemudian keong mas ditemukan oleh seorang nenek yang sedang menjaring ikan di sungai membawa keong kembali kerumah.

Keesokan harinya sang nenek kembali menjaring ikan seperti hari-hari biasanya, dan pada saat pulang sang nenek melihat banyak hidangan yang lezat dimeja.

Tidak hanya itu Rumahnya juga sudah bersih mengkilap . Lalu kejadian tersebut terulang sampai beberapa kali sehingga membuat sang nenek menjadi penasaran.

Beberapa hari kemudian sang nenek berpura-pura untuk berangkat menjaring ikan disungai tetapi kembali kerumah untuk dalam waktu yang sebentar.

Ternyata nenek melihat sang keong yang melakukan hal tersebut semuanya yaitu keong mas jelmaan dari seorang putri yang cantik jelita yang pada beberapa hari yang lalu ditemukanya disungai.

Dari situ maka Candra Kirana menceritakan semua yang terjadi dalam dirinya sampai menjadi seekor keong mas.

Karena sudah beberapa har tidak ada kabar dari sang Candra Kirana maka sang pangeran pun khawatir dan tidak tingga diam langsung mencarinya.

Sang pangeran mencarinya tanpa lelah sampai masuk kepelosok desa. Hingga pada suatu hari sang pangeran sangat kelelahan dan sangat kehausan maka sang pangeran masuk kedalam salah satu rumah warga untuk meminta minum.

Saat masuk sang pangeranpun sangat terkejut karena melihat sang Candra Kirana didalam sana. Pada waktu itu juga kutukan dari sang penyihir langsung menghilang.

Lalu sang pangeranpun membawa Candra Kirana dan sang nenek ke kerajaan.

Dewi Galuh dan sang penyihirpun lalu mendapatkan hukumannya. Candra Kirana inu Kertapati lalu menikah dan bahagia selama-lamanya.

Kita tidak boleh iri dengan apa yang dimiliki oleh orang lain merupakan pesan yang terkandung dialam teks cerita rakyat yang berjudul keong mas tersebut.

Karena rasa iri itu tidak baik dan bisa membuat orang lain untuk melakukan apa saja. Oleh karena itu hal tersebut bisa saja merugikan orang lain dan juga diri-sendiri pada akhirnya”.

Asal Usul Nama Surabaya

Pada zaman dahulu, di lautan luas sering terjadi perkelahian antara ikan hiu yang dikenal dengan nama Ikan Sura dan Buaya. Mereka berkelahi hanya karena berebut mangsa. Keduanya sama-sama kuatnya, sama-sama tangkasnya, sama-sama cerdiknya, sama-sama ganasnya, sama-sama rakusnya. Selama mereka berkelahi, belum pernah ada yang menang ataupun kalah. Oleh karena itu, mereka kemudian jemu untuk terus berkelahi .

“Aku bosan terus-terusan berkelahi, Buaya,”

“Aku juga Sura.lalu, apa yang harus kita lakukan agar kita tidak lagi berkelahi?” tang Buaya.

Ikan Hiu Sura yang sudah memiliki rencana untuk menghenti perkelahiannya dengan Buaya, memang telah memiliki satu cara.

“Untuk mancegah perkelaian di antara kita, sebaiknya kita membagidaerah kekuasaan menjadi dua. Aku berkuasa sepenuhnya di dalam air dan harus mencari mangsa di dalam air, sedangkan kamu berkuasa di daratan dan mangsamu harus yang berada di daratan. Sebagai batasan antara daratan dan air, kita tentukan batasnya, yaitu tempat yang dicapai oleh airlaut pada waktu pasang surut. Bagaiman, Buaya?”

“Baiklah aku terima usulmu yang bagus itu!” jawab Buaya.

Pembagian daerah kekuasaan itu ternyata memang telah membuat perkelahian antara Ikan Sura dan Buaya sudah tak terjadi lagi. Mereka menghormati daerah kekuasaannya masing-masing. Selama mereka mematuhi kesepakatan yang telah mereka buat bersama, keadaan aman dan damai.

Akan tetapi, pada suatu hari, Ikan Sura mencari mangsa di sungai. Hal itu dilakukan dengan sembunyi-sembunyi agar buaya tidak mengetahui. Akan teapi, Buaya memergoki perbuatan Ikan Sura itu. Tentu saja Buaya sangat marah melihat Ikan Sura melanggar janjinya. Buaya segera menghampiri Ikan Sura yang sedang menikmati mangsanya di sebuah sungai.

“Hai, Sura, mengapa kamu melanggar peraturan yang telah kita sepakati berdua? mengapa kamu berani memasuki sungai yang merupakan bagian dari wilayah kekuasaanku?” tanya Buaya. Ikan Sura yang tak merasa bersalah tenang-tenang saja.

“Aku melanggar kesepakatan? Bukankah sungau ini berair. Bukankah aku sudah bilang bahwa aku adalah penguasa air? Nah ini, kan, ada airnya, jadi termasuk juga daerah kekuasaanku,” kata Ikan Sura.

“Apa? Sungai itu, kan, tempatnya di darat,sedangkan daerah kekuasaanmu ada di laut, berarti sungai itu adalah daerah kekuasaannku!” Buaya ngotot.

“Tidak bisa, aku, kan, tidak perna bilang kalau di air hanya air laut, tetapi juga air sungai,” jawab Ikan Sura.

“Kalau begitu kamu mau membohongiku lagi? Baiklah kita buktikan siapa yang memiliki kekuatan yang paling hebat, dialah yang akan menjadi penguasa tunggal!” kata Buaya. Mereka berdua terus cekcok, masing masing berusaha mengemukakan alasan-alasanny, masing-masing pun saling menolak dan saling ngotot mempertahankan kebenaran-kebenaran dari alasan-alasannya sendiri. Akhirnya mereka berkelahi lagi.

Pertarungan sengit antara Ikan Sura dan Buaya terjadi lagi. Pertarungan kali ini makin seru dan dahsyat. Mereka saling menerjang dan menerkam, saling menggigit dan memukul. Dalam waktu sekejap, air di sekitarnya menjadi merah oleh darah yang keluar dari luka-luka kedua binatang itu. Kedua binatang raksasa itu tanpa istirahat terus bertarung mati-matian.

Dalam pertarungan sengit itu, Buaya mendapat gigitan Ika Sura di pangkal ekornya sebelah kanan. Selanjutnya, ekornya itu terpaksa selalu membengkok ke kiri. Akan tetapi, Buaya puas karena telah dapat mempertahankan daerahnya. Ikan Sura telah kembali lagi ke lautan.

Peristiwa pertarungan antara ikan Sura dan Buaya itu mendapat tempat tersendiri di hati masyarakat Surabaya. Oleh karena itu, nama Surabaya selalu dikait-kaitkan dengan peristiwa itu. Lambang Ikan Sura dan Buaya bahkan dipakai sebagai lambang Kota Madya Surabaya.

Unsur-unsur yang terkandung dalam cerita rakyat tersebut adalah sebagai berikut :

Unsur Intrinsik

Unsur intrinsik yang terkandung dalam cerita tersebut, yaitu :

  • Tema
    Temanya adalah pertarungan antara Ikan Sura (ikan hiu) dengan Buaya.
  • Alur
    Alur yang dipakai dalam cerita itu adalah alur zik-zak.
  • Latar
    Latar tempat di lautan luas dan di sungai
  • Latar waktu zaman dahulu
    Latar suasana menegangkan
  • Tokoh dan penokohan
    Ikan Sura egois, melanggar perjanjian dan membohongi Buaya
  • Sudut pandang
    Sudut pandang yang dipakai dalam cerita ini adalah sudut pandang orang pertama (aku) dan sudut pandang orang kedua (kamu).
  • Amanat
    Amanat yang dapat didapat dalam cerita itu adalaksh permusuhan tidak akan bisa menyelesaikan permasalahan yang ada, hendaklah menyelesaikan masalah dengan kepala dingin.
Unsur Ekstrinsik

Unsur ekstrinsik yang terkandung dalam cerita tersebut adalah unsur moral, unsur budaya dan unsur sejarah

Malin Kundang

Pada suatu hari, hiduplah sebuah keluarga di pesisir pantai wilayah Sumatra. Keluarga itu mempunyai seorang anak yang diberi nama Malin Kundang. Karena kondisi keluarga mereka sangat memprihatinkan, maka ayah malin memutuskan untuk pergi ke negeri seberang.

Besar harapan malin dan ibunya, suatu hari nanti ayahnya pulang dengan membawa uang banyak yang nantinya dapat untuk membeli keperluan sehari-hari. Setelah berbulan-bulan lamanya ternyata ayah malin tidak kunjung datang, dan akhirnya pupuslah harapan Malin Kundang dan ibunya.

Setelah Malin Kundang beranjak dewasa, ia berpikir untuk mencari nafkah di negeri seberang dengan harapan nantinya ketika kembali ke kampung halaman, ia sudah menjadi seorang yang kaya raya. Akhirnya Malin Kundang ikut berlayar bersama dengan seorang nahkoda kapal dagang di kampung halamannya yang sudah sukses.

Selama berada di kapal, Malin Kundang banyak belajar tentang ilmu pelayaran pada anak buah kapal yang sudah berpengalaman. Malin belajar dengan tekun tentang perkapalan pada teman-temannya yang lebih berpengalaman, dan akhirnya dia sangat mahir dalam hal perkapalan.

Banyak pulau sudah dikunjunginya, sampai dengan suatu hari di tengah perjalanan, tiba-tiba kapal yang dinaiki Malin Kundang di serang oleh bajak laut. Semua barang dagangan para pedagang yang berada di kapal dirampas oleh bajak laut. Bahkan sebagian besar awak kapal dan orang yang berada di kapal tersebut dibunuh oleh para bajak laut. Malin Kundang sangat beruntung dirinya tidak dibunuh oleh para bajak laut, karena ketika peristiwa itu terjadi, Malin segera bersembunyi di sebuah ruang kecil yang tertutup oleh kayu.

Malin Kundang terkatung-katung ditengah laut, hingga akhirnya kapal yang ditumpanginya terdampar di sebuah pantai. Dengan sisa tenaga yang ada, Malin Kundang berjalan menuju ke desa yang terdekat dari pantai. Sesampainya di desa tersebut, Malin Kundang ditolong oleh masyarakat di desa tersebut setelah sebelumnya menceritakan kejadian yang menimpanya. Desa tempat Malin terdampar adalah desa yang sangat subur. Dengan keuletan dan kegigihannya dalam bekerja, Malin lama kelamaan berhasil menjadi seorang yang kaya raya. Ia memiliki banyak kapal dagang dengan anak buah yang jumlahnya lebih dari 100 orang. Setelah menjadi kaya raya, Malin Kundang mempersunting seorang gadis untuk menjadi istrinya.

Setelah beberapa lama menikah, Malin dan istrinya melakukan pelayaran dengan kapal yang besar dan indah disertai anak buah kapal serta pengawalnya yang banyak. Ibu Malin Kundang yang setiap hari menunggui anaknya, melihat kapal yang sangat indah itu, masuk ke pelabuhan. Ia melihat ada dua orang yang sedang berdiri di atas geladak kapal. Ia yakin kalau yang sedang berdiri itu adalah anaknya Malin Kundang beserta istrinya.

Baca Juga :  Epigram Adalah : Pengertian, Ciri Dan Contohnya

Malin Kundang pun turun dari kapal. Ia disambut oleh ibunya. Setelah cukup dekat, ibunya melihat belas luka dilengan kanan orang tersebut, semakin yakinlah ibunya bahwa yang ia dekati adalah Malin Kundang. “Malin Kundang, anakku, mengapa kau pergi begitu lama tanpa mengirimkan kabar?”, katanya sambil memeluk Malin Kundang. Tetapi Kundang segera melepaskan pelukan ibunya dan mendorongnya hingga terjatuh. “Wanita tak tahu diri, sembarangan saja mengaku sebagai ibuku”, kata Malin Kundang pada ibunya. Malin Kundang pura-pura tidak mengenali ibunya, karena malu dengan ibunya yang sudah tua dan mengenakan baju compang-camping. “Wanita itu ibumu?”, Tanya istri Malin Kundang. “Tidak, ia hanya seorang pengemis yang pura-pura mengaku sebagai ibuku agar mendapatkan harta ku”, sahut Malin kepada istrinya. Mendengar pernyataan dan diperlakukan semena-mena oleh anaknya, ibu Malin Kundang sangat marah. Ia tidak menduga anaknya menjadi anak durhaka. Karena kemarahannya yang memuncak, ibu Malin menengadahkan tangannya sambil berkata “Oh Tuhan,

kalau benar ia anakku, aku sumpahi dia menjadi sebuah batu”. Tidak berapa lama kemudian angin bergemuruh kencang dan badai dahsyat datang menghancurkan kapal Malin Kundang. Setelah itu tubuh Malin Kundang perlahan menjadi kaku dan lama-kelamaan akhirnya berbentuk menjadi sebuah batu karang.

Unsur Instrinsik :

Tema : Anak Durhaka.

Alur    : Alur maju.

Latar  :

Latar waktu      : Siang-Malam.

Latar tempat : Pesisir Pantai wilayah Sumatra Barat, Kapal,       Rumah, kampong halaman.

Latar suasana  : Menyedihkan ketika melihat malin kundang tidak mau mengakui ibunya.

Penokohan :

Malin Kundang    : awalnya bersifat baik ( Protagonis ) tetapi setelah ia menjadi kaya, ia semakin sombong dan tidak mau mengakui ibunya ( Antagonis ).

Ibu Malin Kundang :  Seorang ibu yang sangat baik ( Protagonis ).

Unsur Ekstrinsik
  • Ekonomi : Keluarga yang miskin dan memprihatinkan .
  • Budaya : Adat Padang.

Batu Menangis (Cerita Rakyat Kalimantan)

Disebuah bukit yang jauh dari desa, didaerah Kalimantan hiduplah seorang janda miskin dan seorang anak gadisnya.

Anak gadis janda itu sangat cantik jelita. Namun sayang, ia mempunyai prilaku yang amat buruk. Gadis itu amat pemalas, tak pernah membantu ibunya melakukan pekerjaan-pekerjaan rumah. Kerjanya hanya bersolek setiap hari.

Selain pemalas, anak gadis itu sikapnya manja sekali. Segala permintaannya harus dituruti. Setiap kali ia meminta sesuatu kepada ibunya harus dikabulkan, tanpa memperdulikan keadaan ibunya yang miskin, setiap hari harus membanting tulang mencari sesuap nasi.

Pada suatu hari anak gadis itu diajak ibunya turun ke desa untuk berbelanja. Letak pasar desa itu amat jauh, sehingga mereka harus berjalan kaki yang cukup melelahkan. Anak gadis itu berjalan melenggang dengan memakai pakaian yang bagus dan bersolek agar orang dijalan yang melihatnya nanti akan mengagumi kecantikannya. Sementara ibunya berjalan dibelakang sambil membawa keranjang dengan pakaian sangat dekil. Karena mereka hidup ditempat terpencil, tak seorangpun mengetahui bahwa kedua perempuan yang berjalan itu adalah ibu dan anak.

Ketika mereka mulai memasuki desa, orang-orang desa memandangi mereka. Mereka begitu terpesona melihat kecantikan anak gadis itu, terutama para pemuda desa yang tak puas-puasnya memandang wajah gadis itu. Namun ketika melihat orang yang berjalan dibelakang gadis itu, sungguh kontras keadaannya. Hal itu membuat orang bertanya-tanya.

Di antara orang yang melihatnya itu, seorang pemuda mendekati dan bertanya kepada gadis itu, “Hai, gadis cantik. Apakah yang berjalan dibelakang itu ibumu?”

Namun, apa jawaban anak gadis itu ?

“Bukan,” katanya dengan angkuh. “Ia adalah pembantuku !”

Kedua ibu dan anak itu kemudian meneruskan perjalanan. Tak seberapa jauh, mendekati lagi seorang pemuda dan bertanya kepada anak gadis itu.

“Hai, manis. Apakah yang berjalan dibelakangmu itu ibumu?”

“Bukan, bukan,” jawab gadis itu dengan mendongakkan kepalanya. ” Ia adalah budakk!”

Begitulah setiap gadis itu bertemu dengan seseorang disepanjang jalan yang menanyakan perihal ibunya, selalu jawabannya itu. Ibunya diperlakukan sebagai pembantu atau budaknya.

Pada mulanya mendengar jawaban putrinya yang durhaka jika ditanya orang, si ibu masih dapat menahan diri. Namun setelah berulang kali didengarnya jawabannya sama dan yang amat menyakitkan hati, akhirnya si ibu yang malang itu tak dapat menahan diri. Si ibu berdoa.

“Ya Tuhan, hamba tak kuat menahan hinaan ini. Anak kandung hamba begitu teganya memperlakukan diri hamba sedemikian rupa. Ya, tuhan hukumlah anak durhaka ini ! Hukumlah dia….”

Atas kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa, perlahan-lahan tubuh gadis durhaka itu berubah menjadi batu. Perubahan itu dimulai dari kaki. Ketika perubahan itu telah mencapai setengah badan, anak gadis itu menangis memohon ampun kepada ibunya.

” Oh, Ibu..ibu..ampunilah saya, ampunilah kedurhakaan anakmu selama ini.

bu…Ibu…ampunilah anakmu..” Anak gadis itu terus meratap dan menangis memohon kepada ibunya. Akan tetapi, semuanya telah terlambat. Seluruh tubuh gadis itu akhirnya berubah menjadi batu. Sekalipun menjadi batu, namun orang dapat melihat bahwa kedua matanya masih menitikkan air mata, seperti sedang menangis. Oleh karena itu, batu yang berasal dari gadis yang mendapat kutukan ibunya itu disebut ” Batu Menangis “.

Demikianlah cerita berbentuk legenda ini, yang oleh masyarakat setempat dipercaya bahwa kisah itu benar-benar pernah terjadi. Barang siapa yang mendurhakai ibu kandung yang telah melahirkan dan membesarkannya, pasti perbuatan laknatnya itu akan mendapat hukuman dari Tuhan Yang Maha Kuasa

Si Pahit Lidah Dan Si Empat Mata

Zaman dahulu, di daerah Banding Agung, Sumatera Selatan, hiduplah dua jawara yang gagah perkasa. Mereka sangat dikenal oleh masyarakat Banding Agung dan disegani lawan-lawannya. Kedua pendekar itu memiliki julukan si Pahit Lidah dan si Mata Empat.

Suatu hari, si Pahit Lidah datang menemui si Mata Empat. Ia berkata, “Hai Mata Empat, kudengar kau sangat sakti. Tapi, kurasa kesaktianmu tidaklah sebanding denganku.”

Merasa diremehkan oleh si Pahit Lidah, si Mata Empat pun berkata, “Apa maksudmu? Kau pikir sehebat apa dirimu? Untuk membuktikan siapa yang paling sakti diantara kita, ayo kita adu kesaktian!”

“Baiklah, aku terima tantanganmu. Masing-masing dari kita nanti harus menelungkup di bawah rumpun bunga aren. Kemudian, bunga aren itu dipotong. Siapa yang bisa menghindar dari bunga aren tersebut, dialah yang menang,” jelas si Pahit Lidah menantang.

Akhirnya, mereka bersepakat menentukan waktu untuk beradu kekuatan. Hari berganti, waktu yang telah ditentukan pun tiba. Si Mata Empat mendapat giliran pertama. Sesuai dengan namanya, si Mata Empat memiliki empat mata, yaitu dua di depan dan dua di belakang (kepalanya).

Dengan gesit, si Pahit Lidah memanjat pohon aren dan berhasil memotong bunganya. Sementara, si Mata Empat menelungkup badannya di bawah rumpun pohon tersebut. Dibantu oleh kedua matanya yang terletak dibelakang kepala, si mata empat pun berhasil menghindari bunga aren yang telah dipotong dari pohonnya oleh si pahit lidah. selamatlah si Mata Empat.

Kini, giliran si Mata Empat untuk memanjat pohon aren. Sedangkan, si Pahit Lidah menelungkupkan badannya di bawah rumpun pohon tersebut. Tidak kalah gesitnya si Mata Empat memanjat. Setelah sampai di atas, ia memotong bunga aren. Dengan cepat, bunga aren tersebut meluncur ke bawah. Si Pahit Lidah yang tidak mengetahui bunga aren itu telah dipotong, hanya menelungkup tanpa menghindar. Akibatnya, tubuh si Pahit Lidah terkena hujaman bunga aren. Seketika itu juga ia tewas.

Melihat kematian si Pahit Lidah, hati si Mata Empat menjadi puas. Kini, dialah yang paling sakti di antara jawara yang lain. Namun, dibalik rasa puasnya, si Mata Empat masih merasa penasaran tentang nama si Pahit Lidah.

“Dia pikir dia itu hebat?” Ucap Mata Empat melihat ke arah mayat Pahit Lidah.

“Tapi, mengapa dia dipanggil si Pahit Lidah? Apakah lidahnya benar-benar pahit?” pikir si Mata Empat.

Karena penasaran, si Mata Empat pun menghampiri mayat si Pahit Lidah. Setelah itu, dibukalah mulut si Pahit Lidah. Setelah dilihat-lihat dengan teliti, ternyata lidah milik si Pahit Lidah tidak jauh berbeda dengan lidah miliknya.

“Benarkah lidah pahit?” tanya si Mata Empat dalam hati sambil menempelkan telunjuknya ke lidah si Pahit Lidah. Kemudian, ia kecap jari telunjuknya yang telah terkena liur si Pahit Lidah itu ke lidahnya. “Memang terasa sangat pahit,” ujarnya kembali dalam hati.

Akan tetapi, ia tidak mengetahui bahwa rasa pahit itu adalah racun yang berada di lidah si Pahit Lidah. Akibatnya, si Mata Empat pun tewas.

Kini, tidak ada lagi jawara yang terkenal saat itu. Mereka tewas akibat kesombongannya sendiri. Mayat si Mata Empat dan si Pahit Lidah pun dimakamkan di tepi Danau Ranau. Danau itu masih ada sampai sekarang dan menjadi objek wisata yang pemandangannya sangat indah.

Kesimpulan

Jadi kesimpulannya adalah “Dongeng adalah cerita, namun cerita belum tentu dongeng”. Metode Bercerita berarti penyampaian cerita dengan cara bertutur. Yang membedakan anatara bercerita dengan metode penyampaian cerita lain adalah lebih menonjol aspek teknis penceritaan lainnya.

Cerita rakyat merupakan cerita yang berkembang disetiap daerah dan menceritakan asal usul atau legenda yang terjadi disuatu daerah; cerita yang berasal dari masyarakat dan berkembang dalam masyarakat, cerita rakyat ialah bagain dari dongeng.

Demikianlah pembahasan mengenai Cerita Rakyat Adalah semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan kalian semua,, terima kasih banyak atas kunjungannya.