Klepon adalah salah satu jajanan pasar tradisional yang paling dicintai di Indonesia. Bola-bola hijau mungil berisi gula merah cair ini bukan sekadar makanan, tetapi juga simbol dari kehangatan, kesederhanaan, dan kebersamaan. Rasa manis yang tersembunyi di dalamnya seolah menjadi kejutan kecil yang membawa kenangan masa lalu ke masa kini.
“Bagi saya, klepon bukan hanya makanan ringan, tapi nostalgia yang bisa meleleh di mulut dan hati. Ketika gula merahnya pecah di lidah, rasanya seperti kenangan masa kecil yang kembali hidup.”
Apa Itu Jajanan Pasar Tradisional Klepon
Klepon termasuk dalam kategori jajanan pasar tradisional yang sudah ada sejak zaman dahulu. Jajanan ini terbuat dari tepung ketan yang dibentuk bulat dan diisi dengan gula merah, lalu direbus hingga matang dan diselimuti dengan parutan kelapa.
Sejarah dan Asal-Usul Klepon
Klepon diyakini berasal dari Pulau Jawa dan dikenal di berbagai daerah dengan sebutan berbeda. Di Sumatera misalnya, klepon disebut “onde-onde basah”, sedangkan di Malaysia dan Singapura klepon dikenal dengan nama “ondeh-ondeh”. Makanan ini populer di seluruh Nusantara karena bahan-bahannya mudah didapat dan cara pembuatannya sederhana.
Dalam budaya Jawa, klepon sering hadir dalam acara tradisional seperti selamatan, arisan, dan kenduri. Warna hijaunya yang berasal dari daun pandan atau daun suji melambangkan kesegaran dan kehidupan, sementara isian gula merah yang manis di dalamnya mencerminkan filosofi bahwa kebahagiaan sejati sering tersembunyi di balik kesederhanaan.
“Setiap kali saya membuat klepon, saya merasa seperti sedang menyentuh warisan nenek moyang yang tidak hanya lezat tetapi juga penuh makna.”
Bahan Utama Membuat Klepon
Membuat jajanan pasar tradisional klepon tidak membutuhkan bahan yang rumit. Namun, ketepatan takaran dan teknik pengolahan menjadi kunci kelezatan dan tekstur yang sempurna.
Bahan Dasar Klepon Tradisional
- 250 gram tepung ketan putih
- 50 gram tepung beras (opsional untuk menambah kekenyalan)
- 200 ml air hangat
- 10 lembar daun pandan atau daun suji untuk pewarna alami (bisa diganti dengan pasta pandan)
- 150 gram gula merah, disisir halus untuk isian
- 200 gram kelapa parut muda
- Sejumput garam untuk campuran kelapa
Bahan Tambahan (Opsional)
Beberapa orang menambahkan sedikit kapur sirih pada adonan agar lebih kenyal dan tidak mudah pecah saat direbus. Namun, penggunaannya harus dalam jumlah sangat sedikit agar tidak memengaruhi rasa.
“Kuncinya ada pada kluwek… eh, salah! Pada klepon, kuncinya ada di adonan yang lembut tapi tidak lembek, serta isian gula merah yang pas takarannya.”

Cara Membuat Klepon yang Kenyal dan Manis
Langkah 1: Menyiapkan Kelapa Parut
Kukus kelapa parut dengan sedikit garam selama 10 menit. Proses ini membantu menjaga kelapa tetap segar dan tidak cepat basi. Setelah dikukus, sisihkan dalam wadah untuk melapisi klepon setelah matang.
Langkah 2: Membuat Adonan Klepon
Blender daun pandan dengan air, lalu saring untuk mendapatkan sari hijau alami. Campurkan tepung ketan dan tepung beras dalam wadah, tambahkan air pandan sedikit demi sedikit sambil diuleni hingga kalis dan bisa dipulung. Pastikan adonan tidak terlalu lembek agar tidak lengket di tangan.
Langkah 3: Membentuk dan Mengisi Adonan
Ambil sedikit adonan, pipihkan di telapak tangan, lalu beri gula merah di tengahnya. Tutup kembali dan bentuk bulat sempurna. Pastikan isian tertutup rapat agar gula merah tidak keluar saat direbus.
Langkah 4: Merebus Klepon
Didihkan air dalam panci besar. Masukkan bola-bola klepon satu per satu. Rebus hingga klepon mengapung ke permukaan, tanda bahwa klepon sudah matang sempurna. Angkat dan tiriskan menggunakan saringan.
Langkah 5: Melapisi Klepon dengan Kelapa
Segera gulingkan klepon yang masih panas ke dalam kelapa parut agar lapisan kelapa menempel sempurna. Setelah dingin, klepon siap disajikan.
“Bagian paling menyenangkan adalah saat klepon mengapung di air mendidih. Rasanya seperti kemenangan kecil yang membuat dapur beraroma nostalgia.”
Tips Rahasia Agar Klepon Sempurna
Gunakan Gula Merah yang Berkualitas
Pilih gula merah dari kelapa yang aromanya harum dan rasanya tidak terlalu pahit. Gula yang baik akan meleleh sempurna dan memberikan rasa manis alami yang khas.
Jangan Terlalu Banyak Air dalam Adonan
Jika adonan terlalu lembek, klepon akan mudah pecah saat direbus. Gunakan air sedikit demi sedikit hingga adonan kalis.
Rebus dalam Air yang Banyak
Air yang cukup banyak akan membuat klepon matang merata dan tidak saling menempel.
Sajikan dalam Keadaan Hangat
Klepon paling nikmat disantap saat masih hangat, ketika gula merah di dalamnya masih cair dan lumer di mulut.
“Rahasia kelezatan klepon ada pada waktu penyajiannya. Semakin hangat, semakin nikmat kejutan manisnya.”
Variasi Modern Klepon yang Wajib Dicoba
Meskipun jajanan pasar tradisional klepon memiliki bentuk dan rasa klasik, kini banyak inovasi yang membuat klepon semakin populer di kalangan muda.
Klepon Ubi Ungu
Menggunakan ubi ungu sebagai campuran adonan memberikan warna cantik alami serta rasa manis yang lembut. Klepon ini kaya serat dan cocok bagi yang ingin varian sehat.
Klepon Cokelat dan Keju
Inovasi ini menghadirkan cita rasa modern dengan mengganti isian gula merah menjadi cokelat leleh atau keju mozzarella. Rasanya unik, perpaduan manis dan gurih yang menggoda lidah.
Klepon Pelangi
Warna-warna cerah dari campuran pandan, labu kuning, dan ubi jalar menciptakan klepon pelangi yang menarik secara visual. Cocok untuk acara ulang tahun atau hantaran.
“Saya senang melihat klepon berevolusi. Meski tampilannya modern, jiwanya tetap sama: sederhana dan penuh cinta.”
Nilai Filosofis di Balik Klepon
Klepon bukan hanya tentang rasa, tetapi juga makna hidup. Bentuknya yang bulat menggambarkan kesatuan dan keseimbangan. Gula merah di dalamnya melambangkan kebaikan yang tersembunyi, sedangkan kelapa parut di luar menandakan kebersamaan dalam kebersihan hati.
Dalam tradisi Jawa, klepon sering dihidangkan pada acara penting seperti selamatan atau kenduri, melambangkan doa agar kehidupan selalu manis dan rezeki berlimpah.
“Klepon mengingatkan saya bahwa keindahan tidak selalu terlihat dari luar. Kadang, yang paling manis justru tersembunyi di dalam.”
Fakta Menarik Tentang Klepon
- Disebut Onde-Onde di Negara Lain: Di Malaysia dan Singapura, klepon dikenal dengan nama ondeh-ondeh dan menjadi bagian dari budaya kuliner Peranakan.
- Termasuk Warisan Takbenda: Klepon masuk dalam daftar makanan tradisional Indonesia yang sering dipromosikan sebagai bagian dari warisan budaya takbenda oleh Kementerian Pariwisata.
- Viral di Media Sosial: Beberapa waktu lalu, klepon sempat viral di media sosial karena dianggap simbol dari keindahan jajanan lokal.
Manfaat Nutrisi dari Klepon
Walau tergolong jajanan manis, klepon memiliki beberapa manfaat gizi:
- Tepung ketan: Mengandung karbohidrat kompleks yang memberikan energi.
- Gula merah: Kaya zat besi dan mineral alami.
- Kelapa parut: Mengandung serat dan lemak baik.
- Pandan: Memiliki aroma alami yang bisa membantu menenangkan pikiran.
Namun, karena mengandung gula dan karbohidrat, konsumsi klepon sebaiknya tidak berlebihan.
Mengapa Klepon Masih Digemari Hingga Kini
Klepon berhasil bertahan di tengah gempuran makanan modern karena rasanya yang autentik dan proses pembuatannya yang mengundang nostalgia. Selain itu, klepon juga mudah ditemukan di pasar tradisional maupun kafe modern.
Setiap gigitan klepon membawa cerita — tentang ibu yang menyiapkan bekal untuk anaknya, tentang nenek yang sabar menggiling kelapa, atau tentang aroma dapur yang menenangkan di pagi hari.
“Klepon mengajarkan bahwa kebahagiaan tidak perlu mahal. Cukup dengan bahan sederhana dan niat tulus, kita bisa menghadirkan senyum di meja makan.”
Kenangan dalam Setiap Gigitan
Jajanan pasar tradisional klepon bukan hanya makanan, tapi juga bagian dari identitas kuliner Indonesia yang tak boleh dilupakan. Di balik kesederhanaannya, klepon menyimpan filosofi hidup, kehangatan keluarga, dan cita rasa yang melintasi generasi.
Dengan membuat klepon sendiri, kita tidak hanya menciptakan camilan lezat, tetapi juga turut melestarikan warisan budaya Nusantara.
“Mungkin dunia berubah, tapi rasa klepon akan selalu sama. Manis, lembut, dan membuat kita ingin kembali ke masa lalu.”






