E-commerce: Pengertian, Sejarah, Manfaat, Jenis, Contoh Dan Dampaknya

Posted on

E-commerce – E-commerce, singkatan dari electronic commerce, adalah fenomena yang telah mengubah wajah dunia perdagangan dan ekonomi secara mendalam. Dengan perkembangan teknologi informasi, e-commerce telah menjadi salah satu kekuatan pendorong utama dalam bisnis global.

Artikel ini akan membahas pengertian e-commerce, sejarah perkembangannya, berbagai model bisnis e-commerce, serta dampaknya terhadap ekonomi dan masyarakat.

Pengertian E-commerce

E-commerce mengacu pada proses membeli dan menjual barang dan jasa melalui internet. Ini mencakup berbagai kegiatan, mulai dari toko online sederhana hingga perusahaan besar yang melakukan transaksi bernilai miliaran dolar.

E-commerce memungkinkan konsumen untuk berbelanja secara online dan pelaku bisnis untuk memperluas jangkauan pasar mereka tanpa harus memiliki toko fisik.

Pengertian E-Commerce Menurut Para Ahli

Setelah memahami pengertian E-Commerce secara umum, kita kita beralih untuk mengetahui pengertian E-commerce menurut para ahli. Tentu hal ini akan membuat kita semakin memahami apa itu E-Commerce dan berbagai macam jenisnya.

Pengertian E-Commerce Menurut Kotler dan Armstrong

Pengertian E-Commerce menurut Kotler dan Armstrong yaitu saluran online yang bisa dijangkau seseorang menggunakan komputer yang mana digunakan oleh para pemilik bisnis untuk berbagai aktivitas bisnisnya. Selain itu, E-Commerce juga digunakan oleh para konsumen untuk memperoleh informasi dengan bantuan komputer yang dalam prosesnya diawali dengan memberikan jasa informasi. Sehingga bisa menentukan pilihan.

Pengertian E-Commerce Menurut Loudon

Pengertian E-Commerce menurut Loudon yakni suatu proses transaksi jual beli yang dilakukan oleh penjual dan juga pembeli dari satu perusahaan ke perusahaan lainnya secara elektronik dengan menggunakan bantuan komputer sebagai perantaranya.

Pengertian E-Commerce Menurut Kaloka dan Whinston

E-commerce merupakan aktivitas belanja online yang menggunakan jaringan internet dan cara transaksinya melalui transfer uang secara digital. Ada empat perspektif pengertian yang mereka jelaskan tentang E-Commerce, yaitu:

  • Perspektif Komunikasi: E-commerce bisa dibilang sebagai sebuah proses pengiriman barang, informasi, layanan, dan juga pembayaran melalui komputer ataupun layanan elektronik lain.
  • Perspektif Proses Bisnis: E-commerce merupakan aplikasi dari suatu teknologi menuju otomatisasi dari transaksi bisnis dan juga aliran kerja.
  • Perspektif Online: E-Commerce menyediakan kemudahan untuk menjual dan juga membeli proses serta informasi melalui layanan internet ataupun sarana online lain.
  • Perspektif Layanan: E-commerce sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan perusahaan, manajemen, serta konsumen untuk mengurangi biaya layanan saat meningkatkan kualitas barang dan meningkatkan kecepatan layanan pengiriman.

Sejarah E-commerce

E-commerce pertama kali muncul pada tahun 1960-an dengan pengembangan teknologi Electronic Data Interchange (EDI). Teknologi ini memungkinkan perusahaan untuk bertukar dokumen bisnis elektronik.

Namun, e-commerce yang kita kenal hari ini mulai berkembang pada tahun 1990-an dengan munculnya internet. Amazon, salah satu perusahaan e-commerce terbesar, didirikan pada tahun 1994. Kemudian, eBay muncul pada tahun 1995, membawa konsep lelang online.

Pada awalnya, e-commerce terutama melibatkan penjualan buku, musik, dan barang-barang kecil lainnya. Namun, seiring berjalannya waktu, kategori produk yang dijual secara online berkembang pesat hingga mencakup hampir segala hal, mulai dari perangkat elektronik hingga pakaian, makanan, dan bahkan layanan profesional.

Manfaat E-Commerce untuk Bisnis

Berbagai jenis e-commerce yang sudah dijelaskan di atas pastinya akan memberikan banyak sekali manfaat secara umum. Untuk kedua pihak yakni penjual dan pembeli akan memperoleh manfaat yang saling menguntungkan, antara lain:

Baca Juga :  Personal Branding : Pengertian, Elemen, Prinsip, Fungsi, Manfaat Dan Langkahnya

Jangkauan Pasar yang Luas

Bisnis e-commerce ini mempunyai jangkauan pasar yang lebih luas daripada toko offline biasa. Hal tersebut terjadi karena jenis bisnis ini sudah berbasis internet yang mana bisa menjangkau sampai ke berbagai macam wilayah.

Mengurangi Infrastruktur

Manfaat lain menggunakan bisnis e-commerce ini yaitu Anda tidak perlu membuka cabang di wilayah lain. Hal ini karena satu toko online saja sudah bisa menjangkau ke banyak wilayah secara luas. Jadi, Anda tidak perlu lagi mendirikan banyak bangunan cabang dari toko Anda.

Anggaran Pengeluaran Berkurang

Bisnis e-commerce ini dianggap lebih hemat dalam menentukan anggaran pengeluaran. Di dalam bisnis ini, Anda tidak perlu mengeluarkan uang untuk menyewa satu toko seperti pada toko offline. Anda juga tidak perlu merekrut banyak karyawan dan membayar gaji.

Harga Terjangkau

Manfaat yang satu ini akan sangat menguntungkan para pembeli. Dengan hadirnya bisnis e-commerce ini membuat harga produk dijual dengan harga lebih murah. Dimana penjual akan menjual produknya dengan harga yang lebih murah untuk meningkatkan minat pembeli.

Jenis E-Commerce dan Contohnya

Dengan hadirnya E-Commerce, Anda bisa menjual proses tanpa perlu bertemu langsung dengan pembeli dan begitu juga sebaliknya. Tren bisnis ini mempunyai peminat yang cukup banyak di Indonesia. Bahkan, pertumbuhannya sangat cepat sehingga mempunyai peluang yang sangat menguntungkan.

E-commerce

Namun, masih ada banyak yang menganggap bahwa ECommerce hanya sebatas toko online yang menjual berbagai macam barang secara online. Akan tetapi, E-Commerce sebenarnya sudah dilengkapi dengan berbagai jenis yang cukup banyak. Berikut ini adalah jenis E-Commerce dan contohnya yang perlu Anda pahami:

B2B atau Business-To-Business

Business-to-business atau yang sering disingkat dengan B2B adalah jenis transaksi yang umumnya dilakukan antara perusahaan yang satu dengan perusahaan lain. Seperti halnya grosir, produsen konvensional dengan para pengecer, dan lain sebagainya. Transaksi B2B in seringkali terjadi secara elektronik ataupun fisik. Jenis E-Commerce B2B ini menjadi salah satu transaksi yang paling besar karena akan melibatkan transaksi antara perusahaan besar, bukan konsumen yang sifatnya tunggal.

Pada jenis bisnis yang satu ini, supaya bisa berjalan dengan baik dan lancar, maka memerlukan biaya yang lebih besar karena transaksi yang dilakukan juga besar. Dengan begitu, keuntungan yang diperoleh juga tidak kalah besar tapi memiliki risiko yang besar juga. Biasanya, para pelaku bisnis jenis ini dalam melakukan transaksi ataupun pencarian informasi tentang produk yang disediakan akan memakai EDI atau Elektronik Data Interchange dan juga Email.

EDI ini merupakan proses transfer data dari satu komputer kepada komputer lainnya dengan struktur yang jelas serta format standar yang sudah disetujui. Bentuk dari bisnis B2B ini salah satunya yaitu jurnal dengan target seorang pengusaha ataupun pemilik bisnis yang sedang mencari jasa pembukuan dan juga akuntansi. Adanya jurnal dan juga pembukuan akuntansi ini akan mempermudah para pengusaha untuk mengelola keuangan dan menyusun laporan keuangan dengan mudah dan terpercaya.

Business-To Consumer (B2C)

Berbeda dengan jenis B2B, Business-to-consumer ini menjadi salah satu jenis e-commerce yang paling umum dan dikenal oleh banyak orang. Apabila transaksi jual beli yang ada di dalam bisnis B2B terjadi antara perusahaan dan perusahaan, maka proses transaksi pada bisnis B2C ini akan terjadi antara penjual dan pembeli atau konsumen terakhir.

Jenis bisnis B2C ini bisa berkembang dengan pesat daripada toko retail pada umumnya. Hal tersebut terjadi karena perkembangan yang ada di dunia online seperti banyaknya pelaku bisnis online yang menggunakan website dan juga media sosial untuk media promosi. Membangun bisnis online mempunyai peluang yang lebih besar daripada membuka toko ritel. Walaupun keduanya mempunyai keunggulannya masing-masing dan kelemahannya, akan tetapi sekarang ini jenis bisnis e-commerce B2C sedang ramai diminati masyarakat pada umumnya.

Baca Juga :  Brosur Adalah : Pengertian, Sejarah, Jenis, Fungsi, Tujuan, Ciri, Manfaat Dan Contohnya

Jika dibandingkan dengan toko retail pada umumnya, jenis e-commerce B2C ini mempunyai persaingan yang sangat ketat dan kurang merata. Selain itu, jenis bisnis ini akan memberikan informasi secara lebih luas, harga murah, dan juga pengiriman yang cepat. Sekarang ini, banyak bisnis B2C yang cukup populer di kalangan masyarakat pada umumnya, diantaranya yaitu Amazon, Traveloka, Ebay, dan lain sebagainya.

Consumer-To-Consumer (C2C)

Jenis bisnis e-commerce berikutnya yaitu Consumer-to-consumer. Jenis bisnis C2C ini juga cukup populer di masyarakat pada umumnya, karena bisnis yang satu ini dilakukan dari konsumen kepada konsumen.

C2C ini dibagi menjadi dua jenis, yakni marketplace dan classified. Di dalam model marketplace ini, penyedia barang yang ada di sebuah platform dilakukan oleh konsumen. Konsumen ini memerlukan wadah untuk melakukan proses transaksinya. Dimana konsumen disini akan bertindak sebagai penjual dan akan mempromosikan yang dijual kepada konsumen lain.

Sementara untuk model classified lebih memberikan kebebasan kepada para penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi sesuai dengan kesepakatan bersama. Dalam hal tersebut, website yang tersedia akan digunakan untuk menghubungkan antara penjual dan pembeli.

Untuk proses transaksinya sendiri tidak menggunakan fasilitas yang diberikan, namun menggunakan metode COD atau Cash On Delivery. Contoh dari website yang menerapkan bisnis C2C ini yaitu OLX, Kaskus, Bukalapak, dan JD.id.

Consumer-To-Business (C2B)

Selanjutnya yaitu Consumer-to-Business atau C2B yang mana kebalikan dari bisnis B2C yakni suatu transaksi jual beli yang bisa dilakukan dari konsumen kepada perusahaan. Jadi, Anda berperan sebagai konsumen dapat menawarkan barang ataupun jasa kepada perusahaan besar sekalipun. Bisnis C2B ini yang paling populer adalah content writer. Ketika Anda mempunyai kemampuan menulis yang baik, sehingga dapat menawarkan jasa tersebut kepada perusahaan yang membutuhkannya.

Dalam hal ini situs e-commerce yang mempunyai banyak peminatnya yaitu freelancer.com, sribulancer, dan lain sebagainya. Situs tersebut menjadi salah satu wadah untuk menampung karya dan juga keahlian masing-masing dengan berbagai macam keunikannya.

Perusahaan yang membutuhkan jasa tersebut nantinya akan mencantumkan kualifikasi tertentu pada website tersebut. Sehingga Anda dapat menyesuaikan dengan kemampuan. Selain itu, perusahaan juga akan memberikan jumlah upah untuk setiap pengerjaan penulisan di dalam keterangannya.

Setelah dianggap cocok dan sesuai dengan kualifikasi serta harga yang diberikan, maka Anda sebagai freelancer dapat melakukan promosi tentang kemampuan Anda yang menarik. Perusahaan bebas memilih siapa saja yang mempunyai kualifikasi dengan baik.

Business-To-Administration (B2A)

Business-to-Administration atau B2A adalah suatu transaksi yang dilakukan oleh perusahaan dengan layanan atau lembaga pemerintahan. Jenis bisnis B2C juga sering disebut sebagai B2G atau Business-to-government. Bisnis B2A ini hadir untuk menawarkan berbagai macam jenis layanan penjualan produk kepada pemerintah untuk memenuhi kebutuhan operasional dan juga proses yang sedang dijalankan.

Umumnya, untuk menggunakan transaksi pada layanan ini, pihak yang berkaitan harus menggunakan trader. Seperti halnya pada layanan pemerintah yang berkaitan dengan jaminan sosial, pengurusan pajak, dan berbagai macam dokumen penting lain. Salah satu e-commerce yang populer di dalam transaksi tersebut yaitu pajak.go.id.

Consumer-To-Administration (C2A)

Consumer-to-Administration atau C2A ini hampir serupa dengan jenis bisnis B2A. Akan tetapi, pengertian dari bisnis C2A ini yaitu transaksi elektronik yang dilakukan oleh konsumen kepada pemerintah ataupun administrasi publik. Bisnis C2A ini mempunyai tujuan dengan meningkatkan efisiensi serta kemudahan kepada pengguna layanan pemerintah.

Baca Juga :  Filsafat Ilmu

Tak hanya itu saja, jenis bisnis ini juga akan meningkatkan fleksibilitas dan transparansi pada administrasi publik yang didukung dengan teknologi dan juga komunikasi yang memadai. Model bisnis ini seringkali digunakan dalam bidang pendidikan, administrasi, dan kesehatan. Seperti contohnya transaksi elektronik yang ada di dalam website resmi BPJS dan Direktorat Jenderal Pajak.

Online-To-Offline (O2O)

Jenis bisnis Online-to-Online atau O2O ini adalah terobosan baru yang ada di bidang e-commerce. Melalui jaringan internet ini para pemilik bisnis akan menawarkan layanan elektronik dengan melakukan promosi, memperoleh konsumen, meningkatkan minat konsumen, dan meningkatkan layanan produk serta jasa.

Bisnis model ini mempunyai tujuan untuk menarik pelanggan melalui website online supaya mau melakukan pembelian di toko fisik. Pada dasarnya, konsep bisnis ini bisa menghubungkan saluran online dan offline supaya keduanya saling memberikan keuntungan. Misalnya saja situs mataharimall.com.

Tidak hanya itu, model bisnis ini juga mulai banyak digunakan pada bidang transportasi yakni pelanggan bisa melakukan pemesanan secara online terlebih dahulu. Misalnya saja yaitu Gojek, Grab, dan akomodasi Airbnb, dan masih banyak lagi.

Model Bisnis E-commerce

E-commerce memiliki berbagai model bisnis yang berbeda:

  1. B2C (Business-to-Consumer): Ini adalah model yang paling umum, di mana perusahaan menjual produk atau layanan langsung kepada konsumen melalui toko online mereka. Contoh yang terkenal adalah Amazon dan eBay.
  2. B2B (Business-to-Business): Dalam model ini, perusahaan menjual produk atau layanan kepada perusahaan lain. Transaksi dalam B2B e-commerce seringkali melibatkan pembelian dalam jumlah besar dan kontrak jangka panjang.
  3. C2C (Consumer-to-Consumer): Dalam model ini, individu menjual barang atau layanan kepada individu lainnya melalui platform seperti eBay, Craigslist, atau platform lelang online lainnya.
  4. D2C (Direct-to-Consumer): Beberapa perusahaan, terutama produsen, memutuskan untuk menjual produk mereka secara langsung kepada konsumen tanpa perantara. Ini memungkinkan mereka untuk membangun hubungan langsung dengan pelanggan mereka.
  5. O2O (Online-to-Offline): Model ini melibatkan interaksi antara bisnis online dan pelanggan offline. Contohnya adalah pesan makanan secara online dan mengambilnya di restoran fisik.

Dampak E-commerce

E-commerce telah memiliki dampak yang signifikan terhadap berbagai aspek masyarakat dan ekonomi:

  1. Kemudahan Akses: E-commerce memungkinkan konsumen untuk berbelanja kapan saja dan di mana saja. Ini telah meningkatkan aksesibilitas produk dan layanan bagi orang di seluruh dunia.
  2. Globalisasi: Bisnis e-commerce dapat mencapai pasar global dengan relatif mudah. Ini telah mendorong globalisasi ekonomi.
  3. Pekerjaan dan Ekonomi: E-commerce telah menciptakan peluang kerja dalam sektor logistik, teknologi informasi, dan manajemen bisnis online. Namun, itu juga telah mengubah lanskap pekerjaan dengan mengurangi permintaan untuk pekerjaan tradisional di toko fisik.
  4. Inovasi Produk dan Layanan: E-commerce telah memacu inovasi dalam produk dan layanan, termasuk pengiriman cepat, metode pembayaran baru, dan personalisasi pengalaman pelanggan.
  5. Keamanan dan Privasi: Perluasan e-commerce telah meningkatkan perhatian terhadap keamanan dan privasi data konsumen. Keamanan data menjadi aspek krusial dalam bisnis online.
  6. Dampak Lingkungan: Meskipun e-commerce memberikan kenyamanan, pertumbuhan pesat ini juga menghasilkan dampak lingkungan, seperti penggunaan energi untuk pusat data dan peningkatan limbah kemasan.

Kesimpulan

E-commerce adalah fenomena penting dalam dunia perdagangan dan ekonomi modern. Ini telah mengubah cara kita berbelanja, bekerja, dan berinteraksi dengan dunia. Pengertian e-commerce melampaui sekadar aktivitas belanja online; ini adalah dorongan besar yang memengaruhi cara kita hidup dan bekerja.

Di era digital ini, e-commerce akan terus berperan sebagai pilar utama dalam ekonomi global, dan pemahaman yang baik tentang konsep ini sangat penting.