Diakronik: Pengertian, Konsep, Manfaat, Ciri, Cara Berpikir Dan Contohnya

Posted on

Diakronik – Diakronik adalah konsep penting dalam studi sejarah, linguistik, dan ilmu sosial lainnya. Istilah ini merujuk pada pendekatan yang digunakan untuk memahami perubahan sejarah dan perkembangan suatu fenomena dari perspektif waktu.

Dalam artikel ini, kita akan menjelaskan pengertian diakronik, konsep yang terkait dengannya, serta bagaimana pendekatan diakronik dapat digunakan untuk membantu kita memahami dunia kita yang terus berubah.

Pengertian Diakronik

Diakronik adalah istilah yang berasal dari bahasa Yunani, diakronikos, yang dapat diartikan sebagai “melintasi waktu” atau “melintasi periode waktu”. Dalam konteks studi sejarah dan ilmu sosial, pendekatan diakronik mengacu pada analisis perkembangan sejarah atau perubahan fenomena dalam rentang waktu yang panjang.

Ini bertujuan untuk menyelidiki bagaimana suatu fenomena telah berubah dari masa lalu hingga sekarang dan kemungkinan perubahan di masa depan.

Pendekatan diakronik sering kali berkontrast dengan pendekatan sinkronik, yang berkaitan dengan analisis fenomena pada satu titik waktu tertentu tanpa memperhatikan perubahan sepanjang waktu.

Diakronik dan sinkronik adalah dua pendekatan dasar yang digunakan dalam ilmu sosial, terutama dalam bidang seperti antropologi, sosiologi, dan sejarah.

Konsep Terkait dengan Diakronik

Diakronik

Ada beberapa konsep yang erat terkait dengan pendekatan diakronik dalam studi sejarah dan ilmu sosial. Di antaranya:

  • Evolusi: Konsep evolusi sering kali digunakan dalam pendekatan diakronik. Ini merujuk pada perubahan yang berkembang seiring berjalannya waktu. Misalnya, dalam konteks biologi, evolusi adalah perubahan genetik yang terjadi pada spesies selama berabad-abad. Dalam sejarah sosial, kita dapat melihat evolusi lembaga-lembaga sosial, nilai-nilai, dan budaya manusia.
  • Kontinuitas dan Diskontinuitas: Dalam studi diakronik, penting untuk mengidentifikasi kontinuitas (kesinambungan) dan diskontinuitas (perubahan tiba-tiba). Kontinuitas merujuk pada elemen-elemen yang tetap ada atau tidak mengalami perubahan signifikan sepanjang waktu, sedangkan diskontinuitas mencakup perubahan yang mencolok atau transisi penting dalam sejarah.
  • Kausalitas: Pendekatan diakronik sering mencari hubungan kausal antara peristiwa sejarah. Ini berarti mencoba memahami sebab dan akibat dari perubahan sepanjang waktu. Misalnya, bagaimana perubahan ekonomi pada abad ke-19 memengaruhi perkembangan industri pada abad ke-20.
Baca Juga :  Aliran Seni Lukis

Manfaat Pendekatan Diakronik

Pendekatan diakronik memiliki beberapa manfaat yang signifikan dalam studi sejarah dan ilmu sosial:

  • Konteks yang Lebih Kaya: Dengan memeriksa perkembangan sejarah suatu fenomena, kita dapat memahami konteks yang lebih kaya di mana perubahan tersebut terjadi. Ini membantu kita memahami mengapa sesuatu terjadi dan bagaimana itu berkaitan dengan periode waktu tertentu.
  • Prediksi Perubahan Masa Depan: Dengan memahami perubahan yang terjadi sepanjang waktu, kita dapat membuat perkiraan tentang perubahan yang mungkin terjadi di masa depan. Ini penting dalam perencanaan dan pengambilan keputusan.
  • Kritis dalam Evaluasi: Pendekatan diakronik memungkinkan kita untuk secara kritis mengevaluasi klaim tentang perubahan sejarah. Ini membantu mencegah kesalahan interpretasi atau pemahaman yang dangkal.
  • Pemahaman yang Lebih Mendalam: Studi diakronik sering menghasilkan pemahaman yang lebih mendalam tentang fenomena yang sedang diteliti. Ini memungkinkan kita melihat perkembangan panjang yang mungkin tidak terlihat dalam analisis sinkronik.

Ciri-Ciri Diakronik

Berdasarkan sumber buku yang sama, diakronik memiliki beberapa ciri di antaranya sebagai berikut:

  • Memanjang, berdimensi waktu.
  • Terus bergerak, hubungan kausalitas.
  • Sifatnya naratif, berproses serta bertransformasi.
  • Sifatnya dinamis.
  • Lebih menekankan ada proses durasi.
  • Digunakan di dalam ilmu sejarah.

Cara Berpikir Diakronik

Mengutip dari laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, ada dua unsur yang dibutuhkan dalam menerapkan cara berpikir diakronik, di antaranya:

Unsur periodisasi, yaitu unsur menganalisis suatu peristiwa sejarah yang berlangsung secara runtut atau urut dari berbagai peristiwa tertentu pada masa lalu. Seperti periode zaman praaksara ke aksara, zaman orde lama ke orde baru, dan lain sebagainya.

Unsur kronologis, adalah unsur menganalisis suatu peristiwa sejarah yang berlangsung secara teratur dari segi proses dan waktu kejadiannya peristiwa. Contohnya, kronologis pertempuran Surabaya.

Baca Juga :  Tipografi Adalah

Contoh Diakronik

Contoh diakronik dalam peristiwa sejarah adalah:

Kronologi Pertempuran Ambarawa (20 Oktober—15 Desember 1945)

  • Tentara Sekutu yang diboncengi NICA mendarat di Semarang pada tanggal 20 Oktober 1945.
  • Tanggal 23 November 1945 ketika matahari mulai terbit, mulailah terjadi tembak-menembak antara para pejuang kemerdekaan dengan pasukan sekutu
  • Kolonel Soedirman mengadakan rapat dengan para Komandan Sektor TKR dan Laskar pada tanggal 11 Desember 1945
  • Serangan mulai dilancarkan pada tanggal 12 Desember 1945 pukul 4.30 pagi.
  • Pertempuran berakhir pada tanggal 15 Desember 1945 dan Indonesia berhasil merebut Ambarawa. Sekutu dibuat mundur ke Semarang.

Kesimpulan

Pendekatan diakronik adalah alat penting dalam studi sejarah dan ilmu sosial yang membantu kita memahami perubahan sepanjang waktu. Ini memberikan konteks yang lebih dalam, memungkinkan prediksi perubahan masa depan, dan memungkinkan evaluasi kritis tentang klaim sejarah. Dengan menggunakan konsep diakronik, kita dapat lebih baik memahami dunia yang terus berubah di sekitar kita.