Pengertian Ekskresi, Sekresi Dan Defekasi: Perbedaan Dan Contohnya

Posted on

Pengertian Ekskresi, Sekresi Dan Defekasi –  Pada artikel kali ini admin akan memberikan dan juga membahas sebuah materi mengenai Pengertian Ekskresi , Sekresi dan Juga Defekasi pada manusia dan juga hewan . Yuk langsung saja simak ulasan selengkapnya berikut ini.

Perbedaan Ekskresi, Sekresi dan Defekasi

Istilah di atas adalah istilah yang  digunakan untuk menjelaskan mengenai salah satu proses pengeluaran zat yang berasal dari tubuh. Lantas lalu apakah  bedanya antara eksresi, sekresi dan defekasi, berikut penjelasannya.

Ekskresi

Eksresi adalah  salah satu proses pengeluaran yang mengeluarkan sisa metabolisme. Zat ini di serap serta  di angkut oleh darah  untuk selanjutnya  dikeluarkan bersama dengan urine, keringat ataupun  pernapasan.

Istilah sekresi dan ekskresi seringkali tertukar. Keduanya sama-sama proses pengeluaran zat sisa dalam tubuh.

Jika sekresi adalah pengeluaran zat sisa yang masih bisa dimanfaatkan oleh tubuh, ekskresi merupakan proses pengeluaran zat sisa yang sudah tidak bermanfaat bagi tubuh.

Jika dibiarkan, zat-zat sisa ini justru bisa menjadi racun dan mengancam kesehatan tubuh.

Sama seperti sekresi, zat-zat sisa yang dikeluarkan pada proses ekskresi juga berupa cairan. Contoh ekskresi adalah urine saat buang air kecil, dan karbondioksida saat menghembuskan napas.

Sekresi

Sekresi adalah suatu  proses pengeluaran zat yang dilakukan oleh  kelenjar yang masih digunakan oleh tubuh, zat yang di keluarkan biasanya berupa enzim hormon.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sekresi adalah pengeluaran hasil kelenjar atau sel secara aktif. Sekresi adalah istilah biologi yang memiliki arti proses pengeluaran zat-zat sisa dalam tubuh.

Baca Juga :  Lisosom : Pengertian dan Fungsinya Penjelasan Lengkap

Dalam biologi, sekresi adalah proses pelepasan zat berbentuk cairan oleh kelenjar atau sel dalam tubuh. Namun, zat-zat yang dilepas atau cairan tersebut masih memiliki manfaat bagi tubuh seperti enzim dan hormon.

Sekresi bersifat internal dan juga eksternal. Contoh proses sekresi yang bersifat eksternal adalah air mata dan keringat. Sedangkan contoh sekresi yang bersifat internal adalah hormon endokrin yang dilepaskan dari kelenjar endokrin ke aliran darah.

Contoh Sekresi

Terdapat sejumlah kelenjar dan sel tubuh yang terlibat dalam proses sekresi. Kelenjar adalah organ tubuh yang menciptakan dan melepaskan zat yang membantu tubuh melakukan tugas tertentu.

Melalui proses sekresi, zat-zat sisa pada kelenjar dan organ dilepaskan untuk dimanfaatkan oleh tubuh berupa enzim dan hormon.

Simak contoh-contoh sekresi berikut ini.

Kelenjar Endokrin

Pada proses sekresi, kelenjar endokrin melepaskan zat berupa cairan hormon ke dalam aliran darah. Cairan hormon ini disekresikan melalui lamina basal.

Hormon yang disekresikan oleh kelenjar endokrin dapat mempertahankan homeostasis agar tubuh dapat berfungsi dengan normal.

Pankreas

Cairan pankreas adalah zat yang disekresikan oleh pankreas. Cairan ini mengandung tripsinogen, kimotripsinogen, elastase, karboksipeptidase, lipase pankreas, nuklease, dan amilase, di antara enzim lainnya.

Cairan Lambung

Cairan lambung atau asam lambung juga merupakan hasil dari sekresi pada lapisan lambung. Asam lambung memiliki fungsi untuk membantu pencernaan protein dengan merangsang enzim pencernaan.

Pengertian Ekskresi, Sekresi Dan Defekasi: Perbedaan Dan Contohnya

Defekasi

Defekasi adalah suatu  proses pengeluaran yang mengeluarkan sisa – sisa pencernaan atau zat yang tidak mengalami pencernaan. Zat ini biasanya berupa fese yang di keluarkan  dengan melalui anus.

Defekasi adalah salah satu proses dalam rangkaian metabolisme pencernaan manusia. Defekasi adalah tahap akhir dalam pengolahan makanan setelah nutrisi penting diserap oleh tubuh. Ketika makanan dicerna dalam tubuh, nutrisi yang dapat diserap seperti vitamin, mineral, dan nutrisi lainnya diserap oleh usus ke dalam aliran darah untuk digunakan sebagai sumber energi dan pembentukan jaringan.

Baca Juga :  17 Contoh Rantai Makanan Di Hutan

Defekasi adalah salah satu aktivitas manusia yang tidak mungkin terlewatkan di dalam kehidupannya. Sisa makanan yang tidak dapat dicerna dan tidak memiliki nilai gizi, bersama dengan bakteri dan sel-sel mati, membentuk feses atau tinja. Feses ini kemudian dikumpulkan di rektum dan akhirnya dikeluarkan dari tubuh melalui anus dalam proses yang disebut defekasi.

Proses defekasi ini penting untuk menjaga kesehatan tubuh dan mengeluarkan sisa-sisa yang tidak diperlukan. Jika proses ini terganggu atau tidak berfungsi dengan baik, dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti sembelit atau diare.

Sistem Ekskresi pada manusia biasanya melibatkan alat – alat yaitu ginjal, kulit dan juga  paru – paru. Zat yang keluar dari alat organ manusia tersebut biasanya di keluarkan dengan  melalui proses metabolisme. Contohnya seperti Ginjal yang mengeluarkan urine, kulit yang mengeluarkan keringat, serta paru-paru yang mengeluarkan karbon dioksida dan juga  hati yang mengeluarkan zat empedu.

Mungkin banyak yang hanya mengetahui bahwa paru – paru sebagai alat pernapasan, namun  ternyata paru – paru juga mempunyai  fungsi sebagai alat ekskresi yang mengeluarkan zat sisa yang di keluarkan  dengan melalui proses metabolisme tubuh serta mengeluarkan zat sisa yang berupa karbon dioksida.

Proses Akhir dalam Pencernaan

Defekasi adalah proses pembuangan atau pengeluaran sisa metabolisme berupa feses (tinja) dan flatus (gas usus) yang berasal dari saluran pencernaan melalui anus. Proses ini penting untuk mengeluarkan sisa-sisa yang tidak diperlukan oleh tubuh. Terdapat dua tipe refleks yang terlibat dalam proses defekasi yaitu reflek defekasi intrinsik dan reflek defekasi parasimpatis.

Refleks defekasi intrinsik dimulai ketika feses masuk ke dalam rektum, menyebabkan distensi atau peregangan rektum. Peregangan ini merangsang flektus mesentrikus dan memicu gerakan peristaltik (kontraksi dan relaksasi berurutan) dalam usus. Setelah feses mencapai anus, otot sfingter internal secara sistematis mengendur, sehingga terjadi defekasi.

Baca Juga :  Contoh Batuan Beku Luar

Refleks defekasi parasimpatis terjadi ketika feses masuk ke rektum. Saraf rektum akan memberi respons dengan mengirimkan sinyal ke sumsum tulang belakang. Sinyal tersebut kemudian dikirim kembali ke kolon desendens, sigmoid, dan rektum, menyebabkan peningkatan peristaltik dan relaksasi otot sfingter internal, yang akhirnya memungkinkan terjadinya defekasi.

Defekasi adalah aktivitas manusia yang penting dan tidak dapat dihindari dalam kehidupan sehari-hari, baik pada anak-anak maupun orang dewasa. Bahan sisa yang tidak digunakan oleh tubuh dapat menjadi racun bagi tubuh jika tidak dikeluarkan, oleh sebab itu defekasi perlu untuk menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan.

Demikianlah yang dapat dijelaskan mengenai Pengertian Ekskresi, Sekresi Dan Defekasi: Perbedaan Dan Contohnya mohon maaf apabila masih terdapat kekurangan dan terimakasih atas kunjungannya.